Kamis, 17 Juli 2008

Sang Penari

Gemulai lentik jemari mengalun

Selembar selendang merah membelah sudut raga

Menghimpit rupiah diantara sela nafas

Lenggok pinggulnya hampir merebus birahi

Mendidihkan hayal menjadi nyata

Senyum dan tatapan penuh gairah mistis merasuki

Sampai malam melarut menjemput pagi

Serangkai bunga melati membaurkan wangi cemeti

Mulut berbisik lembut menularkan jampi-jampi

Menidurkan siapa saja yang menciumnya

Menaklukan siapa saja yang melihatnya

Terbawa dalam mimpinya

Terdampar dalam kisahnya

Sang perempuan penari itu tak kuasa tertawa dalam penat

Sambil sesekali menangis dibalik malam

Aek Nabara, 17 Juli 2008

Tidak ada komentar: