Kamis, 23 Juli 2009

3 tahun sudah bersamamu...

24 Juli 2009

Tiga tahun yang lalu, kala janji tersebut dari hati hingga dunia mendengar dari bibirmu yang hampir tak pernah ingkar, saat itu pun aku mematri cintaku hanya tuk bersandar di bahumu, mengikuti kemana arah langkahmu, merengkuhkan segenap jiwa dan ragaku dalam dekapanmu, hingga menggantungkan segala mimpi dan harapan di batas jengkal fikirmu…

Meski hidup tak sanggup kusangkal, tak bisa kurencanakan dengan segala skenario indah tentang kita, tapi setidaknya aku masih mampu menikmati setiap kesedihan yang kerap menyelinap tanpa pernah kuduga…kebahagiaan seperti sahabat setiap saat, dan kesedihan tak ubahnya orangtua yang banyak memberikan nasehat untukku…dan itu yang membuatku semakin kuat menghadapi biduk kehidupan…

Masih teringat dan terasa, enam tahun kebersamaan sebelum ikrar kala itu, seperti tak lekang oleh berjalannya waktu yang begitu angkuh semakin meninggalkan saat-saat itu…tetap serasa baru kemarin, masih kemarin, dan akan selalu kemarin…

Waktu dan persoalan demi persoalan semakin mendewasakan kita…kuanggap seperti pelangi yang makin berwarna, makin lengkap, dan itu artinya makin indah…

Sampai pada suatu masa, kehadirannya bak malaikat kecil yang senantiasa mampu mencairkan segala keangkuhan dan kesombongan setiap rasa egois itu menjelma…dan desahan nafasnya saat ia terlelap membuatku takluk dan merasakan kekayaan cinta yang amat sangat tak ternilai dengan apapun juga…karena di jiwanya ada kita, di raganya ada kita…dan itu takkan pernah tergantikan…

Tiga tahun, kini, ternyata hatiku tlah berubah…cintaku tak lagi seperti dulu saat pertama kali kita dipertemukan…saat ini cintaku semakin tumbuh subur padamu, semakin bertambah dengan hadirnya peri kecil kita…semuanya berubah menjadi lebih bermakna…

Tak ada inginku yang mengharuskan apapun terjadi seperti kuminta, aku hanya membiarkan cinta kita berjalan apa adanya, membiarkan permasalahan merintangi untuk kita hadang, membiarkan bahagia menyelimuti untuk kita nikmati, membiarkan kita jatuh untuk bangun, membiarkan kita menangis untuk kita seka dengan kasih, membiarkan kita hampa untuk merindu…

Biarkan cinta ini kini menjelma menjadi sebuah tanggungjawab hingga saatnya tiba nanti…


Aek Nabara, 24 Juli 2009