Selasa, 15 Juli 2008

Marah

Kalau ia berteriak hingga ujung langit pecah

Atau ia diam memendam sampai batas bawah tanah terbelah

Semua telinga mendengar

Atau tak satu pun yang tahu

Jika matanya memerah mendidih

Seperti ingin menerkam apa saja

Atau matanya terkatup rapat

Membawa kesunyian di taman kamboja

Semakin sunyi…senyap…

Alam dibuatnya tuli

Atau sepi seperti tak berpenghuni…

Aek Nabara, 15 Juli 2008

2 komentar:

catatan salwangga mengatakan...

wah, dalem banget dan dahsyat amarahnya.

buat siapa puisi ini?

fien prasetyo mengatakan...

cuma tulisan yg membicarakan kemarahan perempuan, kurang lebih seperti itu lah...