Rabu, 22 Oktober 2008

Kami Juga Ibu Sejati !

abis baca postingannya novnov ttg sakitnya melahirkan, jd pngn curhatin sesuatu yg kayaknya sampe kini masih mengganjal di hati aku. Masih ttg melahirkan. Sebenernya kemarin2 aku dah post ttg pengalaman melahirkan si-keisha. tapi kini khusus mo curhat ttg ibu2 yg melahirkan secara caesar.

Dulu waktu aku masih hamil, tak ada sedikitpun terlintas di benakku untuk melahirkan secara caesar. Melahirkan normal adalah cita2 semua perempuan yg akan menjadi ibu. Ada yg bilang dengan melahirkan normal berarti kita udah bener2 sempurna menjadi seorang perempuan. Ada juga yg bilang melahirkan normal adalah simbol perjuangan hidup dan mati seorang calon ibu demi anaknya. pokoknya kalo belum melahirkan secara normal belum bisa dibilang perempuan sejati deh...

Tapi kuasa Allah tidak pernah bisa kita sangka2..dari awal hingga detik2 kelahiranku semuanya berjalan normal. Bahkan hasil konsultasi rutin yg kulakukan selama hamil tak menunjukkan sesuatu yg aneh2. Hingga tiba di RS untuk melahirkan, aku diinduksi karena belum merasakan tanda2 kontraksi. Sakitnya minta ampuuuuun deh. Malah katanya, sakitnya dua kali lipat dr yg kontraksi normal loh. Tapi rupanya Allah berkehendak lain. Meski diinduksi tetap tak ada pembukaan. Bahkan akibat induksi itu posisi bayiku malah miring ke kiri. Dan dokter bulat2 memvonisku untuk operasi. Ya..krn aku awam dg semua ini, aku menuruti semua kata dokter. Apa yg terbaik, kupikir dokter lebih paham.

Operasi dilakukan malam hari pukul 21.00. Alhamdulillah, operasi lancar. Pukul 21.09 putri kecilku lahir dan menangis keras. aku tersenyum bahagia bgt.apalagi suster menciumkan bayi mungilku ke pipiku. Namun setelahnya aku seperti tak bisa bernafas. Aku berteriak memanggil suster dan segera mendapatkan pertolongan oksigen. Rupanya di saat itu aku sekalian dibius total. Katanya biar aku istirahat. Bangun2 aku dah di ruang icu pasca operasi.

24 jam berada di kamar icu, akhirnya tiba juga aku dipindahkan ke kamar biasa. Kebetulan aku mendapat kamar inap yg diisi dua orang pasien melahirkan. Disebelahku ada seorang ibu yang didampingi suaminya. Sesekali ia meringis kesakitan karena kontraksi. Rupanya ia sudah pembukaan delapan. Aku yg masih tergolek lemah tak berdaya di kasur sebelahnya hanya bisa melihat ibu itu dengan tatapan kasihan. Pasti sakit banget...

Beberapa jam kemudian ibu itu sudah dibawa ke ruang bersalin. Dan sore itu ia kembali ke kamar dengan wajah sumringah. Rupanya dia sudah melahirkan dengan normal. Alhamdulillah...aku ikut senang mendengarnya. Kuberi dia ucapan selamat. Ternyata ini adalah kelahiran anak ke-empat.

Sang suami menyambut istrinya dengan penuh kasih. Namun tiba-tiba ia melihatku dengan tatapan nyinyir. Berkata suaminya padaku dan mamaku yg ikut menungguiku.

"Istri saya ini hebat. dia selalu melahirkan normal selama empat kali. Melahirkannya lancar..." katanya bangga

aku dan ibuku tersenyum, "Wah, selamat ya pak..bu.." ucapku tulus

"Gimana ya, rasanya kalo bisa melahirkan normal itu sudah sempurna jadi ibu. Kan beda kalo operasi. Ndak sakit. Ndak ada perjuangannya...belum bisa dibilang sempurna...dan bla bla bla bla..."

Ya Gusti Allah...tega kali bapak ini berkata demikian padaku yg jelas2 dia tahu aku melahirkan secara operasi. Bisa dibayangkan betapa sakiiiiiitnya diriku dikatai semacam itu. Belum kering luka jahitanku ditambah lagi luka yg baru. Dan ini lebih sakit dari sekadar luka jahitan operasi !!!

Meski begitu aku berusaha tetap tersenyum. Kulapangkan hatiku. Toh ada hal lebih penting yg harus kupikirkan, yaitu anakku. Alhamdulillah anakku baik2 saja, sehat, dan tak kurang satu apapun..


Sore beranjak berganti malam. Suamiku datang setelah sejak tadi sibuk mengurusi surat2 RS, administrasi, obat2, dsb. Sempat kuceritakan kejadian siang tadi ttg perkataan nyinyir bapak sebelah itu. Suamiku menenangkanku. Dia berbisik lembut,

"Allah Maha Adil sayang...udah, nggak usah dimasukin ke hati ya.."

aku mengangguk.

Tak lama kemudian, suster datang ke kamar kami. Ternyata ibu sebelahku yg dicarinya. Ia membicarakan sesuatu pada ibu itu. Karena posisi tempat tidurku berdekatan dan tak ada sekat, maka mau nggak mau aku mendengar juga pembicaraan serius mereka. Ibu itu tampak gusar dan sedih.

Ya Gusti Allah...rupanya anak yg dilahirkan ibu itu tadi mengalami kelainan. Yaitu mempunyai jari enam di tangan kanannya. Dan rupanya dokter menyarankan operasi untuk membuang jari yg lebih itu. Tapi untuk operasi harus menunggu sampai bayi itu kuat dulu.

Tanpa terasa airmataku meleleh. Ya Allah, inikah jawabanMU atas segala perkataan sombong sang bapak itu terhadap seorang ibu yg baru saja melahirkan seperti aku ? Bukannya aku mendendam dan mensukuri apa yg sudah menimpa ibu itu. Justru aku sangat sedih dan kasihan melihat bayinya. Aku tak bisa membayang kan bayi semungil itu harus tergolek lemah dan pasrah di meja operasi yg sangat menakutkan.

At last ini adalah kisah nyata yg pernah kualami. Disini aku mencoba bercermin diri dan berbagi semangat dengan ibu2 lain yg juga melahirkan dengan caesar. Bahwa melahirkan dengan cara apapun, normal, caesar, waterbirth ataupun apa saja pada hakikatnya sama saja. Kita tetap menjadi seorang ibu yg sempurna. Toh kita tetap sama mengandung selama sembilan bulan...

Pesanku untuk semua yg beranggapan "sedikit ndak enak" ttg ibu2 yg melahirkan dg caesar, sebaiknya ini jadi cermin bhw melahirkan tetaplah melahirkan meski dg cara apapun. Jangan kita mendeskritkan, menyepelekan, memojokkan, mencibir, apalagi menghina ibu2 yg melahirkan dg caesar. *ntar kuwalat loh..hehe..bener deh!* Semuanya tetap menjadi ibu sejati. Yang terpenting bagaimana kelak kita mengemban tugas ini dengan baik.

Oya dari sini kita bs belajar juga untuk sabar dan ikhlas menerima cercaan dari orang lain. Kita serahkan semuanya sama Allah yang berkuasa atas segala hal di muka bumi ini. Biarlah itu menjadi urusan Tuhan. So, nggak perlu kita balik menghujat, balik mencerca apalagi mendendam...bukan begitu ???

11 komentar:

Anonim mengatakan...

Bener Fien, toh operasi kemarin itu bukan permintaan Fien. Tapi atas pertimbangan secara medis.

Dan benar sekali.. angan membalas keburukan dengan keburukan. Jika kita membalas dengan keburukan... lalu apa bedanya kita dengan dia???

Saat Rasulullah SAW dihina, difitnah oleh seorang pengemis buta... tanpa sepengetahuan pengemis itu, belau malah meyuapinya setiap hari (baca posting mas dg judul Pengemis buta, posting september)

Seringkali, orang yang memperlakukan kita dengan buruk, jika kita bersabar dan tetap memperlakukannya dengan baik, malah akhirnya dia menjadi bersikap kepada kita

Anonim mengatakan...

Bener Fien, toh operasi kemarin itu bukan permintaan Fien. Tapi atas pertimbangan secara medis.

Dan benar sekali.. jangan membalas keburukan dengan keburukan. Jika kita membalas dengan keburukan... lalu apa bedanya kita dengan dia???

Saat Rasulullah SAW dihina, difitnah oleh seorang pengemis buta... tanpa sepengetahuan pengemis itu, belau malah meyuapinya setiap hari (baca posting mas dg judul Pengemis buta, posting september)

Seringkali, orang yang memperlakukan kita dengan buruk, jika kita bersabar dan tetap memperlakukannya dengan baik, malah akhirnya dia menjadi bersikap sangat baik kepada kita

fien prasetyo mengatakan...

iya mas,makasi yaa..sungguh mulia Rasulullah SAW kita ya mas..

Bambang Saswanda Harahap mengatakan...

Pencipta maha bijaksana
mengapa tidak laki-laki yang melahirkan?
padahal kekuatan fisik mungkin lebih
tulisan yang menggetarkan saya

meme story mengatakan...

ya bu... udah ngga usah di pikirin... melahirkan perjuangan.. terlebih membesarkan, dan mendidik.. ya kan...

Anonim mengatakan...

Melahirkan itu sama dengan jihad lhoooo. Antara hidup dan mati. Go mothers!

Anonim mengatakan...

Terima kasih ceritanya. Itulah sejatinya manusia berjuang. Ibu. Salam kenal.

Jenny Oetomo mengatakan...

Untuk menuju suatu tujuan, kadang jalan yang dilalui berbeda namun yang perlu kita sadari setiap jalan yang kita tempuh itulah jalan yang terbaik, jangan disesali, Salam

Bambang Saswanda Harahap mengatakan...

mampirlah ke tempat saya
dari sini saya dapat inspirasi
"perempuan dan ajal"

fien prasetyo mengatakan...

@timur matahari
knp ya ? tp yg jls, Tuhan menciptakan semuanya sudah pasti adil..

@meme
oke me, siip

@eeda
betul mba, melahirkan dg cara apapun sama seperti jihad

@hejis
iy mas, bner bgt, cinta sejati ya itu, pengorbanan ibu pd anaknya, salam kenal jg yak

@jenny utomo
hehe..ga disesali mas, justru pengen nyemangatin ibu2 yg lahir caesar spy jgn merasa "berbeda" dg ibu2 yg lahir normal..tengkyu

@timur matahri
oke de..

Anonim mengatakan...

being a mom itu ga cuman diukur dari melahirkan secar normal ato operasi kok, fien. dangkal banget klo cuman dinilai dari situ. kesuksesan kita mendidik anak2 itu yang jadi kebanggaan kit, para ibu. bukan begitu, fien? *sok wise* hehehe...