Senin, 18 Agustus 2008

dan, cinta sejati itu...

Cinta sejati adalah mampu mencintai segenap kekurangannya. Meyakini bahwa ia bukanlah sebuah kesempurnaan. Menganggap ia lebih dari sekadar harapan, tapi tujuan dalam setiap langkah. Selebihnya ia ada di hati, terpancar di mata, tersirat dalam laku, dan tercipta bersama kesetiaan...

Saat malam, saat aku berada dalam lengang. Tak ada kebisingan hati yang kerap membuatku muntah, menumpahkan semua keruwetan hidup, hingga habis tak bersisa...

Dan malam, dan gelap, dan dingin, menelusup dalam batin yang sempat terkoyakkan oleh sebongkah ego tanpa batas. Aku ditemani bulir-bulir airmata membersit ketakutan akan kesendirian, tanpanya...

Merasa sudah memberikan cinta sejati, aku seperti perempuan yang terpinggirkan hingga tak sedikitpun mendapat tempat di kehidupannya. Sia-sia saja.

Padahal ia bersamaku, telanjang di sisiku, memahat setiap jengkal kulitku, dan lalu menghamburkan cinta malam demi malam denganku...aku seperti tenggelam karena cintanya bertubi-tubi

Bintang menorehkan cahaya mungil di langit yang hitam...menertawaiku seolah ingin mengataiku "Dasar cengeng!" ini adalah hidup yang penuh dengan dilema. Kadangkala, kita harus tak bersahabat dengan ego, agar cintanya tak pupus di ujung waktu...itu pilihan kalau kita ingin terus mendapatkan kasihnya...jika pilihannya tidak, ya biarkan saja semuanya berlalu !

Cinta sejati takkan pernah hadir tanpa aku mampu
berbesar hati berkorban karenanya...kira-kira seperti itu...

3 komentar:

catatan salwangga mengatakan...

cinta sejati tak pernah ada. lebih bernyawa tatkala engkau mengakui, pengertian sejati. cinta bukan untuk dituntut. pun menuntut. cinta tak pernah hadir. pun dihadirkan. tapi, cinta adalah mengalir. dari segenap jengkal pengertian. hingga akhirnya, saling membuka mata. bukan untuk melihat dan menyadari kekurangan, tapi lebih cenderung saling memuji kelebihan.

jangan percaya malam adalah kelam. jangan pernah lihat gelap adalah keheningan. tapi, rasakan malam dan gelap hanyalah ajang peristirahatan. untuk bangun kembali kala pagi menjelang, dengan segenap segar dan harapan.

fien prasetyo mengatakan...

saat ia menyadari aku sudah mulai beranjak menua, mengeriput, dan hampir tak ada lagi sisa rona yang dulu ia kagumi..masih adakah cinta di hati ? berkurangkah ? tetapkah ? bertambahkah ? atau..hilang sama sekali..???

catatan salwangga mengatakan...

kalau hidup hanya sebatas isteri, pupuslah sudah ketika suami tak lagi mengerti. kalau hidup cuma merasa sebagai suami, hancurlah kala istri tak lagi menghargai.

tapi, saat merasakan hidup hanya untuk mengabdi kepada-Nya. apapun yang terjadi, dan bagaimanapun penampilan diri, semua menjelma menjadi aliran sungai dengan air bahagia di dalamnya.

bukan isteri yang mengalirkan cinta, bukan suami yang mereproduksi asmara. tapi, Dia yang selalu menggerakkan tangannya, dengan cinta-Nya