Selembar selendang merah membelah sudut raga
Menghimpit rupiah diantara sela nafas
Lenggok pinggulnya hampir merebus birahi
Mendidihkan hayal menjadi nyata
Senyum dan tatapan penuh gairah mistis merasuki
Sampai malam melarut menjemput pagi
Serangkai bunga melati membaurkan wangi cemeti
Mulut berbisik lembut menularkan jampi-jampi
Menidurkan siapa saja yang menciumnya
Menaklukan siapa saja yang melihatnya
Terbawa dalam mimpinya
Terdampar dalam kisahnya
Sang perempuan penari itu tak kuasa tertawa dalam penat
Sambil sesekali menangis dibalik malam
Aek Nabara, 17 Juli 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar