Lihatlah liangku mulai menganga
Meminta dengan liur menetes-netes
Haus akan sentuhan penuh cinta
Bukan hasrat yang diburu birahi
Ia memanggil-manggil penuh harap
Merintih tapi tak mengaduh
Ingin berbagi dan menerima
Saat benih itu disebar dalam nebula kasih
Hingga jatuh luruh menembus rasa
Terbang…melayang…tak tergapai…lepas…
Ia hanya ingin dimengerti
Harus dan tak harus atau boleh dan tak boleh
Tak terkoyak dengan egois
Tapi cukup dengan memanggilku, “sayang…”
Dan kau akan dapatkan lebih nikmat
Karena aku bersedia !
Aek Nabara, 12 Juli 2008
3 komentar:
hitam memang malam
kelam memang rasa lelah
bukan mau atau tidak
bukan sekarang atau nanti
bukan ini atau itu
tapi,
lidah manusia terkadang kelu
saat nikmat badan menyatu
lidah sering tak berasa,
walau didalam mulut
kenikmatan lebih sering kurang,
meski melimpah didapat
namun,
penderitaan serasa berkarung-karung
padahal setetes
Semoga tdk terjadi (lagi) pemerkosaan dlm rumah tangga @salam
puisinya bagus, mau aku belajar @salam
Posting Komentar