Sabtu, 17 Mei 2008

Yang Terabaikan

Terabaikan…
Sulam benang sutera hampir tak terselesaikan
Setiap ujung jarum tak lagi membentuk makna sempurna
Jatuh…luruh…seperti tersapu angin terhempas ke lantai penuh debu

Terabaikan…
Goresan gambar lukisan sang maestro begitu saja
Kanvas tergeletak patah kakinya diantara kusamnya dinding
Merah, kuning, biru, coklat, hitam, tumpah ruah tanpa arti

Terabaikan…
Coretan tinta kelabu terbacakan pilu di kertas putih
Berisi cerita abadi penyandang derita seumur hidup
Sang penulis cuma bisa terpekur di sudut mimpi masa lalu

Terabaikan…
Jejak langkah keras dalam balut perjuangan sesama
Mendapati suara sumbang yang tak pernah didengar
Kini dia tinggal sendiri dalam sia-sia yang menjelma

Terabaikan…
Denting nada sumbang mengiringi waktu demi waktu
Senarnya putus dan tak bisa bersuara lagi
Dawai-dawai tangannya gemetar menahan ragu akan hari esok

Terabaikan…
Cita-cita yang tak jua punya asa
Sedikit demi sedikit pupus bersama angkuhnya anak didik
Kalah oleh jaman, mengalah demi jaman

Terabaikan…
Renta semakin renta berselimut usia tua
Raga tak lagi bersahabat ‘tuk torehkan kesempatan
Tergilas dunia, terbang sekian jauh tak terbatas…
Sungguh dia terabaikan…

Aek Nabara, maret 2008

Tidak ada komentar: