Kamis, 19 Maret 2009

Again, tentang Perempuan !

Fien sempet terusik dg curhatan kawan ttg perempuan kini.

Generasi aura kasih
“telah kuberi rambutku, telah kuberi bibirku, telah kuberi dadaku, telah kuberi tubuhku, habis sudah.”
--sebuah lirik lagu mata keranjang yang dipopulerkan aura kasih

Inilah generasi wanita-wanita zaman sekarang, wanita-wanita yang menikmati hidup glamour, hura-hura, pesta tiap malam. Dan sungguh nista sekali tak mampu mempertahankan keperawanan yang dimilikinya. Semuanya diumbar habis-habisan kepada semua lelaki yang punya uang. Kasihan sekali generasi wanita zaman ini. Dan ketika memasuki kampus maka kau akan tercengang dengan bagaimana wanita-wanita itu berpakaian. Minim, tipis, ketat, dan kekurangan kain. Inilah zaman edan. Zaman berahi mudah sekali dibangkitkan. Zaman yang harus kuat iman jika mau bertahan dengan keperjakaan dan keperawanan. Bisakah kita pemuda pemudi Indonesia kembali merenungi diri sebagai manusia yang beradab, manusia berperadaban timur.. Aku pun menginginkan wanita. Tapi jauh di lubuk hati kecilku hanya menginginkan wanita-wanita yang beradab. Seperti aisyah mungkin.


hmm..wajar jika seorang laki2 muslim mendambakan perempuan seperti aisyah, cantik, sholehah, sempurna sbg perempuan, seperti juga kawanku yg satu ini. Tapi yg fien nggak setuju, kok pake acara "komen ndak sedep ttg perempuan"..apalagi dia bilang bhw perempuan suka mengumbar segalanya pd laki2 beruang. perempuan tak bisa mempertahankan keperawanannya, perempuan sekarang pake bajunya minim2.inilah zaman edan.fien menangkap seolah2 perempuan adalah simbol dr "edannya sebuah jaman". halaaaah...coba dipikir lebih lanjut, kalo perempuan yg ndak bisa mempertahankan keperawanannya dibilang nista, bagaimana dg laki2 bejat bin hidung belang yg sudah menghilangkan keperawan perempuan itu ????? lebih nista kaleee...*nah, kenapa laki2 ini gak dibahas juga, dikomen juga, kenapa komen gak sedepnya cm ditujukan pd perempuan aja???*

hmm..anggapan pd aura kasih aja udah kayak begitu, apalagi dia memandang seorang pelacur yaaa ??? mungkin dia akan memandang dg hina, jijik, memicingkan mata, menghujat,dsb..pernahkah dia berbicara dg hati, memandang dg hati, memikirkan kenapa seorang perempuan bisa menjadi pelacur...logikanya, tak ada SATU PUN di dunia ini yg bercita2 menjadi seorang pelacur. Begitu juga mereka. Tapi kenapa jadi pelacur ??? nah, inilah yg harus kita cermati, kita dalami, kita selami, pasti ada sebab dibalik seseorang melakukannya. Kalau berdasarkan informan, kondisi dan keadaan lah yg menyebabkan pilihan hidup itu terpaksa mereka tempuh. Kondisi yg bagaimana ? keadaan yg seperti apa ? Sangat komplek. bahkan mungkin kita nggak bisa menerimanya, sebab kita memang gak pernah mengalami keadaan seperti yg sudah mereka alami...

Kalau fien bilang, perempuan hanyalah korban bukan penjahat moral yg terus disudutkan setiap saat. korban budaya patriarkhi, korban krisis ekonomi, krisis politik, krisis budaya, krisis norma, krisis krisis dan krisis...

banyak kebijakan dan norma yg berlaku justru merugikan kaum perempuan. perempuan termarginalkan, terstereotip, terlecehkan, dsb. kebijakan2 itu tak memihak pada meningkatkan derajat perempuan.bahkan opini-opini yg dibuat seolah-olah menganggap bahwa perempuan adalah penyebab kehancuran dunia ini. Astaghfirullah...

Renungkanlah...siapa ibu kita ? siapa istri kita ? tak lain perempuan yg selalu mendoakan kita, mereka yg punya beban ganda, sebagai istri, sebagai ibu, dan sebagai pekerja...dibalik kesuksesan laki-laki adalah adanya perempuan...

jadi, apapun profesinya, apapun kondisinya, tetaplah menghargai sosok perempuan. jangan mendeskritkannya, apalagi berkata nista padanya. Biarlah yang lain, bersalah atau tidak, baik atau nggak, dosa apa enggak, dsb menjadi urusan Tuhan...

4 komentar:

rangga primadasa mengatakan...

tidak
aku tidak sebegitunya terhadap perempuan kok! tapi mau dikata apa, zaman memang sudah berubah! jika tentang pelacur tentang yang diakalin germo busuk, atau dari dampak traficking saya sepakat mereka sebagai korban. tapi klau yang jelas2 "menjual diri" misalnya saja menjadi model playboy,. ah aku terlalu menghakimi. munafik mungkin."satu hal yang perlu kita pahami bahwa kontrol sosial yg telah lemah dari masyarakat" lantas propaganda dari media membuat kita merasa biasa dengan hal-hal yang demikian ini.

fien prasetyo mengatakan...

hmm..ingatlah bhw pebisnis playboy tak lain adalah laki2 !yg jd persoalan bukan kenapa perempuan mau jd model playboy, tapi justru KENAPA ADA/TERCIPTA MAJALAH PLAYBOY ??? seandainya tak ada, maka takkan ada juga model2 playboy ! ironisnya lagi, dibalik kesuksesan sebuah majalah playboy justru perempuan yg menjadi korban, sudah dieksploitasi eeehh masih mendapat sangsi sosial, dihujat, dihakimi (yg seharusnya ini bukan wewenang manusia yg jauh dr kesempurnaan),dll...sekarang, dimana keadilan untuk perempuan ??? Ini bukan hal biasa, dan sy jg tak pernah menganggap bhw hal2 sperti itu biasa, justru sy ingin memperbaiki citra perempuan dg membuat opini yg lebih bijak lagi.jgn terjebak dg apa yg ia kerjakan tp kenali kenapa ia melakukannya...kapasitas kita sbg sesama manusia hanya menghormati dan mengajak ke kebaikan bukan MENGHAKIMI...

Arju Ashari Risandika mengatakan...

kata kasarnya perempuan bukan sekedar vagina,perempuan ingin dimengerti

fien prasetyo mengatakan...

dimengerti dan dihargai tentunya..salam