Kamis, 23 April 2009

Lomba Pidato & Fashion Show Hari Kartini 2009

akhirnya...arisan plus peringatan hari kartini yg diisi dg lomba pidato dan fashion show terlaksana juga...alhamdulillah semuanya lancar...alhamdulillah juga anggota yg fien latih dan arahkan selama ini keluar sebagai juara 3..
jujur ini pertama kalinya fien jadi mc, meski ada sedikit grogi, tapi syukurlah semuanya bisa diatasi dg berdoa sehingga bisa tenang...dan pujian pun mengalir *hihihi*..ibu manajer senang, ibu askep senang, itu yg terpenting..malah fien ketagihan nih pengen jadi mc lagi kalo pas ada acara2...seneng aja bisa tampil di depan orang banyak...
gak tau juga, mungkin krn prepare-nya serius maka semuanya berjalan persis dg apa yg sudah fien bayangkan..hmm..alhamdulillah banget..
yg seruw ibu2 semuanya tampil berkebaya, jadi makin cantik2..dan berasa banget hari kartini-nya..apalagi pesertanya, hmm..fien yakin semuanya udah tampil maksimal, ada yg santai, ada yg grogi, ada yg malu-malu, ada yg lantang, ada yg kemayu..hihihi..warna-warni deh..
fien bangga deh, ibu2 berani tampil dlm lomba..meski pengalaman nol tapi semangatnya okeh banget..
Oya, ini dia naskah pidato anggota yg fien buat dan jadi juara 3 :

NASKAH PESERTA
LOMBA PIDATO HARI KARTINI 2009
“PEREMPUAN INDONESIA DAN PERJUANGANNYA”

21 April adalah tanggal kelahiran RA Kartini. Seorang perempuan bangsa yang tak lelah memperjuangkan hak kaumnya. Seorang pahlawan yang menjadi tonggak kebangkitan perempuan Indonesia. Dengan ketulusan, kesabaran, dan keikhlasan yang beliau miliki, pada akhirnya mampu melawan segala keterbatasannya dalam berjuang. Berjuang melawan musuh terbesar dalam kehidupan, yaitu kebodohan dan keterbelakangan...

Ya, ibu kita Kartini adalah perempuan biasa yang memiliki begitu banyak keterbatasan dalam kehidupannya. Beliau terkungkung oleh budaya, terkungkung oleh aturan, terkungkung oleh keadaan yang sama sekali tidak memihak kepada dirinya. Hal itu membuatnya kehilangan hak, kehilangan kehidupan, dan kehilangan masa depan.

Namun, beliau bukanlah perempuan lemah yang begitu saja menyerah pada keadaan. Justru segala keterbatasan itu membuat semangatnya bangkit untuk segera berjuang memperbaiki nasibnya dan nasib kaumnya kala itu. Baginya, perempuan Indonesia harus keluar dari nebula kebodohan agar hak-haknya dapat diraih sehingga meningkatkan derajat dan martabatnya yang selama ini terenggut oleh budaya patriarkhi, yaitu budaya yang mengagungkan laki-laki di atas segala-galanya tanpa memperdulikan keberadaan seorang perempuan.

Pelan namun pasti. Dengan kegigihan, kesabaran, ketulusan, dan keihklasan, pada akhirnya mengantarkan RA Kartini pada mimpi-mimpi dan harapannya untuk melihat kaumnya sejajar dengan kaum laki-laki.

Akan tetapi, perjuangan belum berakhir. Sebab putaran roda zaman akan mengiringi perjuangan kaum perempuan. Kita harus menyadari bahwa akan lebih banyak rintangan yang menghadang. Bersifat kompleks dan kerap kali semu. Jika kita tidak waspada dan jeli, maka kita akan terperosok ke dalam jurang kebodohan yang lebih dalam lagi.

Seperti yang kita tahu saat ini, begitu banyak persoalan hidup malang melintang dalam keseharian kita. Mulai dari hal yang sederhana hingga ke hal yang paling prinsip sekalipun. Belenggu narkoba, kasus pornoaksi dan pornografi, KKN, pembalakan liar, berita-berita kawin siri yang mencuat, seks bebas, beredarnya situs-situs porno, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) hingga pada trafiking atau penjualan perempuan dan anak untuk dijadikan pelacur, dll. Sungguh miris mendengarnya. Sementara kita, anak-anak kita, hidup diantara belenggu-belenggu setan tersebut.

Tentu kita tidak ingin anak-anak yang kita cintai, yang suatu saat akan menjadi penerus bangsa kita ini menjadi korban belenggu-belenggu duniawi itu. Maka sudah pasti, perjuangan kita sebagai ibu akan diuji disini. Bagaimana kita bisa mensikapi nuansa kehidupan yang beragam dengan bijaksana dan konsekwen.

Tak perlu menjadi wanita karir terlebih dahulu, tak perlu menunggu hingga terpilih menjadi anggota dewan, sebab apapun profesi kita saat ini, kita masih bisa berjuang demi anak-anak bangsa.

Tidak usah jauh-jauh, Ibu rumah tangga adalah sebuah profesi yang mulia. Dan disinilah perempuan memiliki dedikasi yang luar biasa. Berperan ganda sebagai seorang ibu dan seorang istri. Bekerja tanpa kenal lelah sepanjang hari. Sebagai baby sitter bagi anak-anaknya, sebagai koki keluarga, sebagai Asisten tata usaha keluarga, sebagai asisten personalia keluarga, sebagai pelayan suami, sebagai penengah ketika terjadi konflik, dsb. Lihatlah betapa besar perjuangan seorang perempuan dalam keluarga. Dari sini kita bisa melihat betapa perempuan sejatinya memiliki jiwa kepemimpinan yang hebat.

Untuk itulah, wahai perempuan Indonesia...mari kita sama-sama selamatkan bangsa ini dengan segenap kemampuan kita. Kita didik anak-anak kita menjadi anak-anak bangsa yang berbudi pengerti luhur dan berjiwa ketimuran. Sebab ini adalah tugas kita sebagai perempuan Indonesia dan sebagai ibu dari anak-anak kita.

Ingatlah bahwa ”Keberhasilan sebuah bangsa adalah karena peran wanita dibelakangnya”.

Ingatlah juga bahwa berjuang meraih hak perempuan tidak sama dengan menyalahi takdir Tuhan. Kita berjuang tapi tetap pada koridor kodrati.

Kita harus bisa menjadi perempuan mandiri, kuat dan tangguh dalam mengarungi kehidupan. Tak harus menjadi kejam, otoriter, angkuh, ataupun keras hati untuk menjadi mandiri dan tangguh. Tapi justru kelembutan, kesabaran, dan keikhlasan akan membawa kita menjadi perempuan yang tak terkalahkan. Seperti halnya perjuangan Ibu Kartini...

Aek Nabara Utara, 22 April 2009

3 komentar:

Mr. Azuar mengatakan...

Selamat Bu Fien dah jadi MC. Kalo ada undangan MC di Medan boleh juga kan?

fien prasetyo mengatakan...

boleh donk..senangnya..*sambil mbayangin lagi nge-mc di medan hihihi..*

kennedy dan puja mengatakan...

trima kasih ya.....

tapi terlalu pnjang....

jdi....
kyak mna mau di baca....
bingung.....