Dingin…angin membiru memburu rusuk
Menelusup diantara anyir menusuk
Mata meredup, nafas menghela, badan membungkuk
Sementara liur tinggal seteguk
Katanya aku ngantuk, tertunduk-tunduk
Mereka bilang, katupkan saja yang sudah sayu
Hembuskan, lalu terbangkan angan mulukmu
Jadi sebuah mimpi selaksa madu
Membiru…memburu…
Bukan rusuk tapi kalbu…
Ah ! untuk apa bermimpi-mimpi ?!
Kalau sudah tidur ya tidur saja
Pejam mata, jadi gelap…gelap…pekat
Sampai waktu menggugahmu, menyentakmu
Hingga lentera raga menyala dengan sendiri
Dan harapan itu ada di sekelilingmu
Cita-cita dan setumpuk cinta menyapa
Ada gelak, isak, diampun jua
Semuanya begitu nyata, bukan sekadar mimpi
Tapi hidupmu jujur untuk kebaikan
Terbuka untuk menerima, dan ikhlas untuk memberi…
@Aek nabara, april 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar