Sabtu, 25 Oktober 2008

Alat Kontrasepsi

Ada iklan alat kontrasepsi KB di tv. Kata seorang perempuan, “menikah keputusan berdua, hamil dan melahirkan juga keputusan berdua, tapi memilih alat kontrasepsi itu jadi keputusanku sendiri…” (kurang lebih seperti itu)

Janggal menurutku. Iklan itu menurutku memicu persoalan jender. Dalam iklan itu seolah-olah alat kontrasepsi mutlak hanya diperuntukkan oleh perempuan saja. Bahkan laki-laki ga perlu lagi pusing-pusing mikirin bagaimana caranya mencegah supaya “perbuatannya” ga bikin si perempuan hamil. Sementara perempuan masih diberi beban untuk memikirkan dirinya sendiri “hanya” agar bisa melayani suami tanpa takut hamil lagi.

Harusnya menurutku, suami dan istri tetap dilibatkan dalam usaha mencari alat kontrasepsi KB yang tepat. Bagaimanapun sang istri kan berhak mengutarakan pendapatnya. Misalnya, “papa aja deh yang pake alat kontrasepsi.” Sekarang pun sebenarnya juga ada alat kontrasepsi untuk laki-laki selain kondom. Tapi sayang, tak pernah ada sosialisasi yang gencar dari pihak-pihak terkait sehingga banyak masyarakat tak tahu akan hal ini.

Kenapa sih, yang harus pake alat kontrasepsi kok musti perempuan ? ini jelas ada kecenderungan ketidaksetaraan jender dalam hal kesehatan reproduksi. Kasarnya nih, perempuan yang dihamili perempuan juga yg musti mencegah kehamilan. Kenapa gak yg menghamili saja yg berupaya mencegah kehamilan ??? Hmm..enak banget ya ??? Lagian menurutku (lagi) ni bukan takdir tapi fenomena yg sejatinya bisa diupayakan kebijakan yg lebih baik lagi. Tentu saja memihak perempuan dunkz…hhh…Lagi-lagi perempuan yg jadi obyek sebab-akibat….

Sajak Senja

Biarkan saja bulan menjadikanku cahayanya
Biar ia tak sendiri menjadi lentera malam
Aku menjadi bintang atas pintanya
Meski tenggelam dalam riak kabut sejak senja

Onani

Menghempaskan hasrat dalam ranjang sendiri
Larut bersama angan tanpa batas
Aku masih punya jawaban
Atas pertanyaan yang sontak melawan
Jemari liar mencari celah cahaya
Diantara pekatnya hati yang tak tersentuh rasa
Sesaat menari mengikuti naluri patah sebelah
Lalu jatuh dalam tidur bernafas sembilu
Merasakan diri sendiri

Manusia Bodoh

Katanya tanpaku dunia ini hampa
Jelas, karena aku ruang nafasmu
Katanya tanpaku kenikmatan itu semu
Pasti, karena akulah kenikmatan itu
Katanya tanpaku bumi seperti sepi
Betul, karena akulah yang selalu menasehatimu
Katanya tanpaku bibir menjadi kelu
Tepat, karena aku selalu mengecupmu
Katanya tanpaku hidup terasa muak
Sudah tentu, karena aku yang mewarnai harimu
Tapi salah sendiri !!!
Kau juga yang melenyapkanku dari rumah
Kau sudah membunuhku
Dan pasti itu karena kebodohanmu !!!

Rabu, 22 Oktober 2008

Kami Juga Ibu Sejati !

abis baca postingannya novnov ttg sakitnya melahirkan, jd pngn curhatin sesuatu yg kayaknya sampe kini masih mengganjal di hati aku. Masih ttg melahirkan. Sebenernya kemarin2 aku dah post ttg pengalaman melahirkan si-keisha. tapi kini khusus mo curhat ttg ibu2 yg melahirkan secara caesar.

Dulu waktu aku masih hamil, tak ada sedikitpun terlintas di benakku untuk melahirkan secara caesar. Melahirkan normal adalah cita2 semua perempuan yg akan menjadi ibu. Ada yg bilang dengan melahirkan normal berarti kita udah bener2 sempurna menjadi seorang perempuan. Ada juga yg bilang melahirkan normal adalah simbol perjuangan hidup dan mati seorang calon ibu demi anaknya. pokoknya kalo belum melahirkan secara normal belum bisa dibilang perempuan sejati deh...

Tapi kuasa Allah tidak pernah bisa kita sangka2..dari awal hingga detik2 kelahiranku semuanya berjalan normal. Bahkan hasil konsultasi rutin yg kulakukan selama hamil tak menunjukkan sesuatu yg aneh2. Hingga tiba di RS untuk melahirkan, aku diinduksi karena belum merasakan tanda2 kontraksi. Sakitnya minta ampuuuuun deh. Malah katanya, sakitnya dua kali lipat dr yg kontraksi normal loh. Tapi rupanya Allah berkehendak lain. Meski diinduksi tetap tak ada pembukaan. Bahkan akibat induksi itu posisi bayiku malah miring ke kiri. Dan dokter bulat2 memvonisku untuk operasi. Ya..krn aku awam dg semua ini, aku menuruti semua kata dokter. Apa yg terbaik, kupikir dokter lebih paham.

Operasi dilakukan malam hari pukul 21.00. Alhamdulillah, operasi lancar. Pukul 21.09 putri kecilku lahir dan menangis keras. aku tersenyum bahagia bgt.apalagi suster menciumkan bayi mungilku ke pipiku. Namun setelahnya aku seperti tak bisa bernafas. Aku berteriak memanggil suster dan segera mendapatkan pertolongan oksigen. Rupanya di saat itu aku sekalian dibius total. Katanya biar aku istirahat. Bangun2 aku dah di ruang icu pasca operasi.

24 jam berada di kamar icu, akhirnya tiba juga aku dipindahkan ke kamar biasa. Kebetulan aku mendapat kamar inap yg diisi dua orang pasien melahirkan. Disebelahku ada seorang ibu yang didampingi suaminya. Sesekali ia meringis kesakitan karena kontraksi. Rupanya ia sudah pembukaan delapan. Aku yg masih tergolek lemah tak berdaya di kasur sebelahnya hanya bisa melihat ibu itu dengan tatapan kasihan. Pasti sakit banget...

Beberapa jam kemudian ibu itu sudah dibawa ke ruang bersalin. Dan sore itu ia kembali ke kamar dengan wajah sumringah. Rupanya dia sudah melahirkan dengan normal. Alhamdulillah...aku ikut senang mendengarnya. Kuberi dia ucapan selamat. Ternyata ini adalah kelahiran anak ke-empat.

Sang suami menyambut istrinya dengan penuh kasih. Namun tiba-tiba ia melihatku dengan tatapan nyinyir. Berkata suaminya padaku dan mamaku yg ikut menungguiku.

"Istri saya ini hebat. dia selalu melahirkan normal selama empat kali. Melahirkannya lancar..." katanya bangga

aku dan ibuku tersenyum, "Wah, selamat ya pak..bu.." ucapku tulus

"Gimana ya, rasanya kalo bisa melahirkan normal itu sudah sempurna jadi ibu. Kan beda kalo operasi. Ndak sakit. Ndak ada perjuangannya...belum bisa dibilang sempurna...dan bla bla bla bla..."

Ya Gusti Allah...tega kali bapak ini berkata demikian padaku yg jelas2 dia tahu aku melahirkan secara operasi. Bisa dibayangkan betapa sakiiiiiitnya diriku dikatai semacam itu. Belum kering luka jahitanku ditambah lagi luka yg baru. Dan ini lebih sakit dari sekadar luka jahitan operasi !!!

Meski begitu aku berusaha tetap tersenyum. Kulapangkan hatiku. Toh ada hal lebih penting yg harus kupikirkan, yaitu anakku. Alhamdulillah anakku baik2 saja, sehat, dan tak kurang satu apapun..


Sore beranjak berganti malam. Suamiku datang setelah sejak tadi sibuk mengurusi surat2 RS, administrasi, obat2, dsb. Sempat kuceritakan kejadian siang tadi ttg perkataan nyinyir bapak sebelah itu. Suamiku menenangkanku. Dia berbisik lembut,

"Allah Maha Adil sayang...udah, nggak usah dimasukin ke hati ya.."

aku mengangguk.

Tak lama kemudian, suster datang ke kamar kami. Ternyata ibu sebelahku yg dicarinya. Ia membicarakan sesuatu pada ibu itu. Karena posisi tempat tidurku berdekatan dan tak ada sekat, maka mau nggak mau aku mendengar juga pembicaraan serius mereka. Ibu itu tampak gusar dan sedih.

Ya Gusti Allah...rupanya anak yg dilahirkan ibu itu tadi mengalami kelainan. Yaitu mempunyai jari enam di tangan kanannya. Dan rupanya dokter menyarankan operasi untuk membuang jari yg lebih itu. Tapi untuk operasi harus menunggu sampai bayi itu kuat dulu.

Tanpa terasa airmataku meleleh. Ya Allah, inikah jawabanMU atas segala perkataan sombong sang bapak itu terhadap seorang ibu yg baru saja melahirkan seperti aku ? Bukannya aku mendendam dan mensukuri apa yg sudah menimpa ibu itu. Justru aku sangat sedih dan kasihan melihat bayinya. Aku tak bisa membayang kan bayi semungil itu harus tergolek lemah dan pasrah di meja operasi yg sangat menakutkan.

At last ini adalah kisah nyata yg pernah kualami. Disini aku mencoba bercermin diri dan berbagi semangat dengan ibu2 lain yg juga melahirkan dengan caesar. Bahwa melahirkan dengan cara apapun, normal, caesar, waterbirth ataupun apa saja pada hakikatnya sama saja. Kita tetap menjadi seorang ibu yg sempurna. Toh kita tetap sama mengandung selama sembilan bulan...

Pesanku untuk semua yg beranggapan "sedikit ndak enak" ttg ibu2 yg melahirkan dg caesar, sebaiknya ini jadi cermin bhw melahirkan tetaplah melahirkan meski dg cara apapun. Jangan kita mendeskritkan, menyepelekan, memojokkan, mencibir, apalagi menghina ibu2 yg melahirkan dg caesar. *ntar kuwalat loh..hehe..bener deh!* Semuanya tetap menjadi ibu sejati. Yang terpenting bagaimana kelak kita mengemban tugas ini dengan baik.

Oya dari sini kita bs belajar juga untuk sabar dan ikhlas menerima cercaan dari orang lain. Kita serahkan semuanya sama Allah yang berkuasa atas segala hal di muka bumi ini. Biarlah itu menjadi urusan Tuhan. So, nggak perlu kita balik menghujat, balik mencerca apalagi mendendam...bukan begitu ???

Selasa, 21 Oktober 2008

Bercinta dengan Bidadari

Laki-laki itu telanjang, terpekur di sudut ranjangnya. Badannya menggigil dan wajahnya pasi seperti mayat. Sesekali ia memohon ampun dengan suara lirih hampir tak terdengar. Di pelupuk matanya sebentar lagi akan menetes darah, karena air matanya telah lekang bersama rasa takut yang luar biasa. Cairan sperma yang sudah berulangkali ia keluarkan bahkan mengering dengan sendirinya dan membekas di sela-sela selangkangannya yang sedikit tersayat. Bercampur darah…

Cahayanya menyilaukan mata. Senyum liar itu sanggup mematahkan malam tadi. Bidadari bersayap turun ke bumi hanya untuk bercinta dengan laki-laki yang sendiri. Laki-laki yang selama ini hanya bercinta dalam imajinasi. Tak punya kekasih, atau hanya memiliki cinta yang bertepuk sebelah tangan. Laki-laki yang belum pernah berpetualang menelusuri nikmatnya seorang perempuan.

***

Dan, laki-laki itu adalah Waskito. Separuh abad lebih hidupnya hanya diisi dengan kekosongan. Selebihnya tak kurang dari sekadar mimpi-mimpi indah yang sengaja ia rangkai cuma untuk memenuhi hasrat kelaki-lakiannya. Ia bayangkan sosok perempuan dengan tubuh sintal, telanjang, tersenyum penuh gairah, bergoyang, menari-nari diatas perutnya yang sedikit tambun dan perlahan mendekatinya, lalu membisikkan sesuatu ditelinganya. Sesaat kemudian, Waskito sudah orgasme. Dan untuk yang terakhir ini bukan mimpi. Waskito betul-betul orgasme !

Begitulah hari demi hari dilaluinya dengan penuh imajinasi. Ia begitu memuja perempuan dalam imajinasinya itu. Dikatakannya pada teman-teman kerjanya bahwa perempuan yang ia namai Sheila itu adalah sosok yang tangguh di ranjang, tak kenal lelah jika ia meminta kapanpun, selalu bergairah, dan senantiasa bisa membuatnya orgasme berkali-kali hanya dalam waktu satu malam.

“Seksi mana sama bu Yul ?” Tanya Gunadi penasaran
Waskito melirik bu Yul yang sedang serius mengetik laporan keuangan di mejanya yang berada di sudut ruangan kantor
“Halaaah…ndak ada apa-apanya dibanding Sheila…” jawab Waskito mencibir
“Waaahh..pasti mbak Sheila itu cantik banget orangnya. Kenalin sama kita-kita Was..” pinta Harjito
“Sori ya..bukannya aku ndak mau kenalin sama sampeyan-sampeyan ini. Tapi aku takut bini-bini kalian yang galak-galak itu bakal cemburu soalnya suami-suaminya pada mupeng semua sama Sheila..hehehe..” Waskito terkekeh
“Semprul kowe Was ! maunya diembat sendiri !” maki Gunadi cemberut
“Kok ndak dikawinin aja toh Was ? Eman lo, secara umurmu dah kepala lima lebih, dapet daun muda yang masih kinyis-kinyis, ntar keburu disamber orang baru melongo..” tutur Harjito dengan mimic serius
“Kawin ya udah tho..cuma nikahnya belum hahaha…lagian Sheila tenang-tenang aja ndak minta dinikahin kok, santei aja bro..” jawab Waskito enteng
“Yakin banget dia ndak bakalan berpaling Was ?” Tanya Gunadi
“Yakin 100 %..la wong dianya selalu puas mainnya sama aku. biar gini-gini aku masih bisa diandalkan men…” jawab Waskito percaya diri
“Ya wes, ndak usah ngomong thok…mana ? tunjukin donk orangnya…” Lagi-lagi Harjito meminta
“Iya nanti…” jawab Waskito mantab

Sementara bualan demi bualan terus dibuat Waskito sama teman-temannya. Bahkan begitu kerapnya ia bercinta dengan perempuan imajinasinya itu, lambat laun menyurutkan keinginannya untuk menikah dan bercinta dengan manusia di dunia yang nyata. Aku sudah puas dengan Sheila-ku kok. Pikirnya setiap ditanya sanak keuarganya tentang sebuah pernikahan. Dibenaknya, dengan Sheila aku tak perlu menghidupi seseorang, aku juga tak perlu takut diatur sana-sini seperti Gunadi dan Harjito yang selalu tak punya kesempatan keluar malam karena tak diijinkan istrinya. Apalagi, Sheila selalu ada saat aku inginkan. Dia selalu bersedia memuaskanku. Ah !

Hingga malam itu pun datang menghampirinya. Tiba-tiba saja kemaluannya terbangun. Naluri bercintanya pun menggelora hingga menguasai setiap jengkal aliran darahnya. Sejenak ia memejamkan mata. Mengatur nafas yang mulai turun-naik tak tentu. Bibirnya memanggil Sheila seraya merintih dalam desah nafsu yang teramat sangat.

Dan Sheila datang. Cahaya putih berkilau itu menembus dinding kamar Waskito. Angin yang mengiringinya menyibakkan setiap helai tirai biru muda jendela kamar. Aroma itu sedikit anyir dan sangat khas. Waskito hapal betul aroma itu. Apalagi saat ia mulai menjelajah mulut menganga Sheila. Menetes-netes dan membasahi mulutnya. Aroma yang bisa membuatnya semakin bergairah. Sheila selalu mengerang kala hal itu ia lakukan. Sejurus kemudian, Sheila tak kalah bergairahnya dengan dirinya.

Perlahan waskito membuka matanya. Ia terbelalak saat bidadari bersayap itu datang mendekatinya. Setelah terbang kian kemari, hingga akhirnya berhenti dipangkuannya. Waskito mencubit pipinya sendiri. “Aowww..!” teriaknya kesakitan. Dadanya berdegup kencang. Ia masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Ia berharap ini hanya imajinasinya saja. Tapi, cahaya itu menyilaukan matanya. Dan ia merasakan sentuhan lembut bidadari itu.

“Ayo Waskito…cium aku…karena ciumanmu akan menghilangkan sayapku..” suara itu begitu lembut dan terdengar nyata di telinga Waskito yang masih ketakutan
“Sssiii a..ppaaa kaammu ?” Tanya Waskito gelagapan
Bidadari itu tersenyum, “Aku Sheila..perempuan yang selama ini kau impikan Waskito..”
“Jangan takut Waskito..aku disini karena ingin bercinta denganmu..cepat cium aku Waskito..” pintanya sekali lagi
Dengan wajah pucat, Waskito mendekatkan bibirnya di bibir bidadari itu. Hingga akhirnya ciuman itu melenyapkan sepasang sayap dengan tiba-tiba. Dan, bidadari itu tak seperti perempuan dalam dongeng lagi, tapi persis seperti Sheila yang selama ini ia simpan dalam ruang imajinasinya.

Bidadari bersayap yang telah menjelma menjadi sesosok perempuan cantik nan sempurna itu merebahkan diri di ranjang Waskito dengan tubuh telanjang tanpa sehelai kainpun menutup setiap jengkal tubuhnya. Darah Waskito makin memanas. Ia tak kuasa menahan nalurinya untuk segera mereguk kenikmatan dengan perempuan ini. Mulut itu menganga, air liurnya menetes-netes, tubuhnya naik-turun mengikuti irama hati, desahan demi desahan terdengar angkuh di malam yang sepi ini. Selain itu semuanya tuli, semuanya buta. Malam ini Waskito berpesta dengan sprema. Justru ia yang terus dibuat mengerang tanpa henti. Berkali-kali. Terus-menerus.

Sampai bulan sedikit meredup, enggan melihat kenikmatan yang teronggok selaksa dendam yang panjang. Waskito terengah-engah. Nafasnya tersengal-sengal. Ia mengaduh, mengampun. Kenikmatan yang tadi berubah menjadi birahi yang tak terkendali. Perempuan bidadari itu murka dengan penolakan Waskito untuk terus bercinta. Parasnya yang lembut berubah menjadi memerah. Seolah-olah ia ingin menerkam Waskito dengan kuku-kukunya yang tajam. Ia mencabik selangkangan Waskito hingga berdarah-darah.

Waskito menyerah. Tubuhnya yang masih telanjang dibiarkan kaku di sudut ranjang. Ia pingsan.

“Edian kamu Was..!” pekik Gunadi begitu Waskito tersadar dari pingsannya
Waskito mengerang kesakitan. Dilihatnya dua temannya itu sudah berdiri di dekatnya. Berusaha menolongnya.
“Jadi ini yang kamu bilang bercinta dengan Sheila ?!” Tanya Harjito tak percaya sambil menunjuk pada ruangan kamar yang acak-acakan dan bercecer noda darah, sperma, dan lendir. Kaca-kaca jendela pecah, pigura foto didinding jatuh dan pecah. Bahkan salah satu kaki ranjang Waskito pun tampak patah.

Waskito berkeliling memandangi kamarnya. Pikirannya benar-benar kacau. Untuk mengingat apa yang sudah terjadi semalam, ia tak mampu lagi. Pikirannya kosong. Entah kemana. Waskito gila !!!
*** Aek Nabara, 21 Okt 2008

Senin, 20 Oktober 2008

Biar Selamanya Menjadi Sepi

Sepi meluruhkan segenap rasa inginku bermimpi tentangmu
Meski malam tak henti mengajakku menikmati indahnya tidur
Menitip salam alam yang terhembus bersama angin
Hampir menerbangkanku ke langit yang biru dan teramat putih
Mengosongkan setiap sisi ruang batinku yang berjelaga
Aku tersudut diantara reruntuhan asa yang tinggal puing
Menelungkup menghadap keringnya hati berbalut luka
Duniaku seperti berhenti seketika saat perlahan bayangmu menjauh
Dan kini aku sendiri dengan sebongkah kerinduan yang semu
Semakin pedih…semakin sakit…semakin ku merasa sendiri
Hingga waktu membunuh cintaku yang tinggal sesaat
Takkubiarkan semuanya kembali mengisi relung hariku
Biar selamanya menjadi sepi…menjadi abu yang terbang tertiup angin
Entah kemana…pun hanya sekadar menjelma dalam mimpiku
Sampai bumi menjadi rumahku…menjadi ranjangku dalam keabadian…

Minggu, 19 Oktober 2008

Aku Takut Kehilangan Kamu

Kala itu kamu hadir menjemputku
Dengan segenap kerinduan kamu peluk aku
Kamu bisikkan kata-kata cinta mendayu
Kamu juga mempersembahkan hangat di tubuhku

Tapi siapa perempuan itu ?
Dia membisu dibelakangmu
Kamu bilang perempuan itu kedua
Kamu mencintainya setelah aku

Kamu bilang akan ada adil dalam hidup kita
Untukku dan untuknya
Merenda hari dalam satu atap bersamanya
Kamu juga bilang takkan melupakanku…selamanya !

Kini apalah arti sebuah cinta
Jika kamu memilih untuk mendua
Tak terbayangkan olehku kamu akan melewati malam bersamanya
Dalam satu ranjang, satu selimut, satu babak percintaan

Sedangkan aku harus menunggu dalam kepedihan
Menangis dalam kepiluan
Semestinya aku dan kamu hanya berdua saja, disini !
Tapi…aku tak kuasa mendendam, karena aku cinta…

Oh…sejatinya ini hanya mimpi belaka
Yang membuatku menangis disela tidurku semalam
Aku tersenyum kala melihatmu masih disisiku
Nyenyak memelukku dalam remang

*Tuhan…
semoga kebahagiaan ini akan selalu menjadi milikku dan laki-laki ini…*
*Jangan duakan aku ya sayang…* bisikku lirih di telinganya

Selasa, 14 Oktober 2008

Anak Papi

Tara hampir saja melempar sepatu ketsnya ke arah muka Vito, kalau saja Brenda nggak mencegahnya. Entah kenapa, dua makhluk ini selalu saja ribut. Vito, cowok sebelah rumah Tara hobi banget gangguin cewek tomboy ini. Ada aja ledekan yang ditujukan pada Tara. Sedangkan Tara gampang banget meledak emosinya. Bak jagoan, Vito kerap dibuatnya tunggang langgang ketakutan. Asal muasalnya sih (katanya) Tara sebel banget ma Vito yang suka ngomongin dia dibelakang. Tara tomboy lah, Tara bukan cewek idaman lah, Tara jagoan neon lah, Tara galak lah, Tara cocoknya pake kumis lah, Tara culun kalo pake rok lah, n bla bla bla. Dan semuanya sampe di telinga Tara dengan komplit via mulut Giska yang dijamin tokcer nge-gosipnya. Alhasil, gak dirumah, gak disekolah, gak dijalan, setiap ketemu Vito, Tara selalu pasang tampang jutek, cuek, n mengibarkan genderang perang. Vito pun tak mau kalah, jurus-jurus nan usil tak henti-henti dikobarkan. Persis kayak Tom n Jerry.

“Udah Ra, cuekin aja napa sih ?” Brenda yg dah bertahun-tahun sobatan ma Tara gak betah liat tingkah mereka

“Cuekin gimana Bren ?! Tu anak kurang ajar banget ! Lu denger sendiri kan, dia ngatain gue cewek perkasa ? kurang ajar kan ???!” elak Tara geram

Brenda memonyongkan bibirnya, “Ya udah, biarin aja. Makin lu marah makin hepi diana.”

Tara diam dan mendongkol. Dikepalkan tinjunya dan diarahkan pada Vito yang cekakakan di seberang jalan.
***
Di rumah, Tara hanya tinggal berdua dengan papi. Bik Inah yang biasanya melayani dirinya dan papi tak lagi bekerja karena anaknya sakit dan harus pulang kampung. Untung aja papi adalah papi yang perhatian banget ma anak atu-atunya nie. Meski sibuk dengan urusan kantor, tapi papi selalu pulang tepat waktu dan always ngabisin waktu dengan Tara. Mulai dari maen ps, berenang, nyabutin rumput di pekarangan, maen tennis, jogging, nonton dvd, jalan-jalan ke mal ngusilin cewek-cewek cantik, mbenerin genteng yg bocor, ngecat rumah, sampe nonton n main bola bareng di lapangan dekat komplek rumah. Asal ngak mandi bareng aja hihihi…

Memang, sejak mami meninggal karena kanker, papi menjadi ekstra perhatian sama Tara. Hampir apapun yang menjadi permintaan Tara selalu dipenuhi. Sayangnya, perhatian seorang papi jauh berbeda dengan perhatian seorang mami pada anak perempuannya. Papi Tara tak pernah tau kebutuhan seorang remaja putri seperti Tara. Yang papa Tara tau, moge lagi nge-tren, maka dibelikannyalah Tara sebuah moge. PS bola lagi in, maka dibelikannyalah Tara PS bola. Waktu ada final sepakbola Persija melawan Persebaya, papa Tara beli dua tiket, satu untuknya, satu lagi udah pasti untuk Tara. Bahkan saking sayangnya sama Tara, papa selalu melibatkan Tara dalam setiap aktifitasnya. Bisa ditebak kan, aktifitas papi jelaslah aktifitas laki-laki.

Bahkan untuk urusan pakaian, hampir seluruh kostum seorang Tara adalah jeans belel dan kaos oblong. Just it ! Gimana nggak ? Setiap akan pergi (terutama ma papi) dengan dandan cantik pake rok, papa selalu ngomentarin, “Duh Ra, pake celana aja deh, pan kita mo nonton konser underground.” atau “Duh Ra, pake sandal jepit aja deh, cuman mo liat bola di lapangan juga, ngapain sih pake sepatu kaca gitu.” Atau “mending pake kaos gambar F1 yang papi beliin minggu lalu, biar matching, kita kan mo nonton F1 di kafe Bintang.” atau “gitu aja deh, nggak usah pake dandan segala, kelamaan ! ntar papi keburu nggak mood nih jalan-jalan ke mal.” Yaaaahhhh…pantes aja Tara tomboy bangets. Papinya sih yang suka ngomporin Tara buat tampil kayak cowok.
***
Makin hari makin gencar serangan dari Vito. Bahkan kali ini Tara merasa harga dirinya sudah jatuh luruh. Tara mundur teratur. Mungkin Vito memang ada benarnya. Tara tomboy itu benar, Tara bukan cewek idaman itu juga benar…ah !!!

“Pi…” Tara bergelayut manja dipangkuan papinya yang lagi asyik nonton bola di tv.

“Kenapa Tara ?” Tanya papi lembut

“Emang bener ya, Tara ini kayak anak cowok ?”

Papi tersenyum, tak menjawab

“Serius pi…mmm..sebenernya Tara tuh cantik apa ganteng sih pi ?”

“Huss ! Ngomong apa sih Ra ! ya udah jelas Tara tuh perempuan, pasti cantik lah…malah mirip Luna Maya loh..” jawab papi geli

“Ah ! papi mah ngak ada serius-seriusnya. Becanda mulu. Nggodain Tara mulu. Kayak tetangga sebelah noh yg usiiiiil banget !” cerocos Tara tanpa sadar

Papi mengernyitkan dahi, “Vito maksud Tara ?”

Tara gelagepan, “Eh..ng..ng..nggak kok pi..nggak..nggak..bukan Vito”

“Siapa lagi kalo bukan Vito, rumah sebelah kita kan cuma rumah Vito…hayyyooo…”

Tara terpojok dan menutup wajahnya yang memerah

“Sebenernya papi juga udah dengar kalo Vito suka usil ma Tara. Brenda yang cerita. Pas Tara masih mandi, Brenda certain deh semuanya sama papi..”

“Jadi pi ???”

“Sebenernya papi melakukan semuanya untuk Tara. Apapun itu asal Tara bahagia papi akan ikutin. Tapi papi sadar, papi bukan mami yang tau betul segala kebutuhan seorang gadis seperti Tara. Sekarang gini deh..papi serahin semuanya sama Tara. Tara kan yang lebih tau gimana-gimananya seorang cewek. Papi tinggal acc aja…gimana sayang ?” tutur papi sembari membelai rambut Tara.

Tara tersenyum dan memeluk papinya, “Terima kasih ya pi..”

“Ya udah, mulai sekarang jangan sedih lagi ya..n gak usah pake dendam segala ma Vito. Papi yakin sebenernya Vito tuh pengen berteman sama Tara. Cuman ngak tau caranya aja..ok “
***
Tarrraaaa….seisi sekolah terkejut bukan kepalang. Pun Vito dan Brenda, ternganga-nganga saat melihat new look dari seorang Tara Nadya Puspita. Rambutnya yang biasanya dikuncir n ditekuk-tekuk ala mbok nah, pagi ini dibiarkan terurai melambai-lambai mengikuti gerak tubuhnya yang langsing. Bando pink menghiasi mahkotanya. Turun lagi, wajahnya disapu oleh bedak tipis, bibirnya seksi diolesi lipgloss pink natural, bulu matanya udah dijepit jadi lentik. Turun lagi, kalung emas putih bertuliskan Tara memperindah lehernya yang jenjang. Dan, sepasang anting mungil bergelantungan di ujung telinganya. Turun lagi, baju seragam yang biasanya dibiarkan keluar tak beraturan, kini terselip rapi dan pake sabuk pink segala. Dan, di pergelangan tangannya tampak dua buah gelang berwarna pink. Kulitnya yang putih semakin mulus saja. Dan…olala..kaos kaki dan sepatunya juga warna pink bo…!

“Taraaa…ini dirimu kah ???” teriak Brenda lebay

Tara mempersembahkan senyum termanisnya pada siapa saja hari ini. Karena hari ini ia ingin menjadi seorang cewek yang sempurna. Cewek yang juga bisa jadi idaman para cowok. Bukan lagi cewek perkasa seperti kata Vito.

“Hai Vito…” sapa Tara dengan nada memanja

Vito tak bergeming. Heran abiezzz!!!
***
Sejak Tara berubah jadi girly abis, memang tak ada lagi kata-kata usil dari mulut Vito. Bahkan Tara merasa Vito bukan hanya tak usil lagi tapi justru seperti menjauhi dirinya. Setiap kali berpapasan, Vito berubah menjadi sangat cuek. Bahkan untuk menatap Tara, ia tak pernah lagi.

Tara merasakan hal itu. Entah kenapa, ia merasa seperti kesepian. Hari-harinya monoton dan membosankan. Hari-hari dilaluinya hanya untuk memikirkan gaya apa lagi yang akan ditampilkannya esok hari. Bahkan tabungannya pun semakin menipis hanya sekadar untuk memenuhi kebutuhannya sebagai seorang girl yang gaul.

Tara merindukan kata-kata usilnya Vito. Tara kangen ribut-ribut yang selalu terjadi dimanapun dengan Vito. Tara juga rindu nonton n maen bola sama papi. Ah…Tara mau jadi diri Tara yang dulu aja deh…gak enak banget dicuekin Vito. Kasian juga ngeliat papi nonton bola sendiri…
***
Perlahan, Tara memberanikan diri mendekati Vito yang sedang duduk di gazebo sekolah. Sambil tersenyum ia mencoba menyapa Vito,

“Lagi ngapain Vit ?” Tanya Tara

“Nggak ada sih, cuma lagi duduk doang, istirahat.” Jawab Vito cuek

“Vito..gue boleh nanya gak ?”

“Nanya apaan ?”

“Kenapa sih Vito kok nge-jauhin Tara ?”

“Nge-jauh ?”

“Iya. Vito nggak pernah nyapa atau tersenyum sama Tara…cuek banget. Kenapa sih Vit ? Nggak enak banget tau sih dicuekin kayak gitu.”

“Lu mo tau alasannya ?”

Tara mengangguk

“Gue eneg tau sih liat gaya lu saben hari disekolah. Norak tau !”

“Masa sih Vit ? Gue kan cuman berusaha jadi cewek girly, nggak tomboy, nggak perkasa seperti yg lu bilang selama ini ke gue…” Tara mulai terisak

“Iya, tapi nggak lebay kayak gitu kale. Udah deh..jadi diri lu sendiri napa sih ?!”

“Ntar kalo balik lagi kayak dulu, lu bakal ngeledekin gue lagi kan ?”

Vito memandang Tara dalam-dalam.

“Lu tau nggak Ra ? jujur gue ngelakuin itu karena gue pengen cari perhatian lu. Karena selama ini gue nggak pernah punya kesempatan ngobrol ma lu. Yang ada lu malah jutek mulu. Gue tau, Giska kan yang bikin gosip itu ? Heh, Giska lu percaya !”

“Kalo Giska nggak bener, kenapa lu kok terang-terangan ngeledekin gue ?”

“Ya abissss…sekalian aja gue bikin lu marah.”

“Lu jahat banget sih Vit…”

“Sekarang gue udah kehilangan lu Ra..Tara yang selama ini gue kagumin dah berubah. Jadi norak, lebay…eneg gue!”

Tara tersenyum, “Halah..bilang aja lu kangen kan ma gue ??? kangen kan ribut-ribut ma gue ? hayyyooo…ngaku aja deh Vit..”

Vito tersenyum, “Emang lu nggak kangen Ra ?”

Tara mengangguk cepat, “Kangeeeennn banget Vit…”

“Iya deh, gue bakal berubah jadi diri gue sendiri lagi. Tapi janji lu jangan ngeledekin gue lagi ya Vit…janji ya ???” pinta Tara

“I promise…” jawab Vito romantis

“Kalo gitu ntar sore kita gabung ma papi Tara yuk…??”

“Kemana Ra ?”

“Nonton bola dunk…hehehe…” jawab Tara seraya berlari kecil beranjak meninggalkan Vito, menuju kelas.

“Oke, siiippp !!!” teriak Vito semangat
***

Senin, 13 Oktober 2008

Perempuan punya Cerita

Semalam daddy pulang kerja pe jam satu pagi..krn lagi sibuk mengevaluasi hasil wawancara penerimaan kary baru yg hrs diumumkan besoknya. capek n terkantuk-kantuk aku nungguinnya. Sementara kei dah jam sembilan bobo.tapi aku bertahan, toh daddy pasti lebih capek lagi di kantor...

Gak tau lagi musti ngapain buat ngusir kantuk, akhirnya aku paksain nonton film. Untung teringat, film tu dah kupinjam beberapa hari yg lalu tp blm sempat kutonton. Judulnya perempuan punya cerita. dr awal minjem dah tertarik judulnya. Pasti ga jauh2 dr kisah2 yg kerap dialami perempuan nih..ternyata bener. banyak kisah yg ujung2nya jender juga. Perempuan selalu menjadi korban.

Kisah pertama ttg seorang bidan Sumantri yg mengabdikan diri di sebuah pulau terpencil dimana masyarakatnya masih polos dan hidup sangat sederhana. Bidan Sumantri punya anak angkat yg sangat ia sayangi. Wulan namanya. Gadis yg kurang normal akalnya (baca:idiot)itu adalah anak dr salah satu penduduk kampung itu yg sudah renta sehingga tak mampu lagi mengurusi wulan. Hingga pd suatu malam, wulan diperkosa oleh seorang laki-laki. hal itu membuat wulan hamil.

Bidan sumantri tak kuasa menahan penyesalannya hingga kejadian ini terjadi. Akhirnya, ia pun melaporkan perkosaan wulan itu pada pihak berwajib. Namun apa daya, birokrasi yg berbelit justru membuat perjuangan bidan sumantri mandeg dan terpental. Bahkan anggapan2 miring nan melecehkan bertubi-tubi diterimanya dan wulan.

Sementara itu, tak lama lagi bidan sumantri harus meninggalkan kampung itu dan kembali ke jakarta. Ia terus berpikir ttg nasib wulan. Akhirnya, dengan begitu banyak pertimbangan, bidan sumantri memutuskan untuk mengaborsi janin yg ada dalam rahim wulan.Dan aborsi itupun berjalan lancar.

Disaat itulah baru diketahui bhw yg memperkosa wulan adalah seorang pemuda pendatang dari kota. Kemarahan pun tak terelakkan. Pemuda yg ternyata anak pejabat itu pun berusaha menyogok orangtua wulan dengan segepok uang. bidan sumantri tak terima dan menyarankan agar perempuan renta itu tak menerima uang sogokan itu. Namun, keluguan dan kondisi ekonomi yg terus saja menghimpit memaksa ia untuk menerima uang itu. bidan sumantri pun tak mampu berbuat apa-apa.
***
Kisah kedua ttg seks bebas di jogjakarta yg banyak dilakukan oleh kaum pelajar SMP dan SMU. bahkan maraknya bisnis warnet mesum pun turut diangkat dlm film ini. Seorang safina, pelajar smu yg punya pergaulan bebas. Bahkan kawan2nya banyak yg sudah hamil krn seks di luar nikah. meski begitu, hanya safina yg belum pernah main seks. cuma dia yg masih perawan.kenakalannya hanya sebatas merokok, minum.

Tiba giliran sahabat karibnya yg tengah hamil bingung akan menggugurkan kandungannya. Tak jelas siapa bapaknya. Safina berusaha menolong sahabatnya itu dengan melabrak pacarnya yg disebut2 juga sudah berbuat. Saat itu pacarnya sedang berada di sebuah warnet mesum. Saat melabrak itulah safina bertemu dg jay, yg mengaku mahasiswa dr jakarta.

Pertemuan itu berlanjut hingga akhirnya safina jatuh cinta pada jay. sifat jay yg baik dan perhatian serta ditunjang wajah yg ganteng membuat safina jatuh cinta.bahkan cinta juga membuatnya buta. di satu kesempatan, safina akhirnya berani menyerahkan kegadisannya pd jay yg tak lama ia kenal.ia beralasan dengan lugunya, bahwa ia akhirnya mau melakukan krn begitu percaya pd jay dan menganggap bhw jay adl org yg tepat untuknya.

Sebulan kemudian, jay pamit balik ke jakarta dan menjanjikan akan kembali.namun harapan tinggal harapan. safina ditinggalkan begitu saja.terakhir baru diketahui bhw jay adalah seorang wartawan yg sedang melakukan penelitian berita ttg seks bebas oleh pelajar di jogja. Dan kisah2 tadi plus nama sekolah safina pun terekspose di surat kabar dan televisi.safina sangat menyesal dan marah pada jay.dan saat ia berkesempatan diwawancara oleh wartawan televisi, ia membalas perlakuan jay dg mengatakan bhw jay adl seorang pembohong besar yg sudah mencabuli anak smu yaitu dia.
***
Kisah ketiga ttg seorang pelacur dan anaknya.Adalah Esa dan Saroh.Saroh yg masih duduk dibangku smp terpaksa harus menerima perilaku cabul dan harus melayani nafsu laki-laki simpanan ibunya yg selama ini tinggal seatap dg mereka.Mulanya Esa tak tau dan tak menyangka. Namun, setelah ia berhasil memergoki, barulah ia sadar. Dengan segera ia meninggalkan gubuk rumahnya membawa serta saroh. karena kasihan, salah satu penyanyi di kafe mesum tempat esa bekerja mau menampung esa dan saroh dirumahnya.namun, seperti masuk dalam lubang yg sama, saroh sejatinya juga akan dijual dan dijadikan pelacur oleh penyanyi tsb. Berdalih akan jadi penyanyi tenar, diam2 saroh dan penyanyi itu berangkat ke jakarta bersama seorang germo. Esa yg tak setuju saroh pergi jakarta kecolongan dan menangis histeris melihat anaknya pergi tanpa pamit.

Saroh yg masih sangat polos itupun harus merasakan kejamnya ibukota. Impiannya menjadi penyanyi seperti yg dijanjikan hanyalah omong kosong. Yg dialaminya jauh berbeda dg apa yg dibayangkan.
***
Kisah keempat ttg seorang perempuan keturunan tionghoa yg baru saja kehilangan suami tercinta karena menderita aids. Kematian suami banyak menyisakan kepedihan. Hutang disana-sini membuat perempuan ini kehilangan harta kekayaannya. Padahal di satu sisi ia harus menghidupi bebe, anak semata wayangnya. Disatu sisi lainnya ia harus menghadapi kenyataan pahit bhw ternyata ia pun terinveksi virus hiv tersebut.kekacauan itu masih ditambah lagi dengan serangan dari mertuanya yg menuduhnya sebagai penyebar virus itu sehingga menyebabkan anak (suaminya)nya meninggal. Terakhir, mertuanya hendak mengambil alih pengasuhan bebe. Mendengar bebe akan diambil mertuanya, perempuan itu pun melarikan diri dari rumahnya, tak kembali lagi membawa serta bebe. Hari-hari dilalui dan tidur di satu tempat ke tempat lain lagi. Bahkan kawan2nya pun tak ada yg mau menerimanya karena ia menderita aids tsb. Hingga pada suatu hari mereka berhasil menemukan kamar kos yg pembayarannya bisa dicicil. untuk sementara mereka tinggal di kamar sempit itu.

hingga, suatu pagi, perempuan itu hendak pergi mencari kerja. Bebe dipesan agar tak kemana-mana, dan kunci pun dibawa sang mama. Perempuan itu pun sempat mengingatkan bebe untuk tak bermain kompor dan hal2 yg membahayakan lainnya. Bebe mengangguk.

Namun apa yg terjadi ? hingga sore berselang, begitu perempuan itu pulang, ia mendapati kamar kosnya terbakar dan banyak dikerumuni orang. Sontak ia menjerit dan memanggil bebe. Untunglah bebe selamat. dengan lugunya bebe meminta maaf krn sudah menyalakan kompor dikarenakan lapar menunggu sang mama tak pulang2. Perempuan itu pun menangis. belum lagi orang2 banyak yg menghakiminya krn sudah begitu ceroboh meninggalkan anak sendirian dikamar sempit dalam waktu yg lama.

Perempuan itu merasa sangat bersalah dan menganggap ia tak mampu menjadi ibu yg baik. Sementara penyakit aidsnya semakin parah, akhirnya perempuan itu pun menyerah dan menyerahkan bebe pada mertuanya dengan harapan kehidupan bebe akan lebih baik bersama dengan neneknya...perpisahan mengharukan itu pun terjadi di sekolah. saat perempuan itu mengantar bebe ke sekolah dan tak akan pernah menjemput bebe lagi. Bebe tak pernah menyangka saat itu ia terakhir kalinya akan bertemu sang mama...
***
Kisah2 yg banyak memberi inspirasi bahwa perempuan kerap termarginalkan, ter-stereotip, dan mendapat beban ganda oleh patriarkhi yg kadangkala disadari atau tidak tetap lemah dalam berbagai aspek..tapi dibalik kelemahan itu selalu terpancar kekuatan sejati, yaitu.........

Minggu, 12 Oktober 2008

Sekolah Kepribadian ala Kebun

Kebun. Hmm..tak pernah terbayangkan sedikit pun kalau akhirnya aku harus hidup di lingkungan ini. Yang jelas hidupku banyak berubah berawal dari tempat ini. Perubahan yang kadangkala membuat aku merasa menjadi “bukan” aku.

Agustus 2006, aku menginjakkan kaki di bumi sumatera. Terasa begitu asing. Meski sebelumnya daddy banyak memberi cerita tentang sumatera dan kehidupannya, tetap saja rasanya seperti berada di dunia laen.

Apalagi hidup di kebun seperti hidup di dalam sangkar emas. Setiap kali beraktifitas selalu dijemput mobil mewah, gaji dan bonus yg sangat besar, mendapat pelayanan utama di RS atau di tempat2 publik lainnya, dll. Meski begitu, Jujur aku sangat terkungkung dengan kehidupan seperti ini. Nuansa kompeni masih kental terasa. Ibaratnya, kehidupan kami seperti seorang menir yang harus selalu dihormati, selalu disanjung, selalu diutamakan, selalu diikuti, tanpa bisa sedikit pun orang lain membantah apa yg sudah diperintahkan. Status saya majikan dan kamu bawahan masih kuat sekali. Apalagi system senior-junior begitu membuat aku tersiksa. Seorang senior selalu benar dan junior selalu salah agaknya sudah menjadi budaya sejak dulu kala.

Secara, aku yg sebelumnya hanya seorang perempuan jelata biasa, yang selalu berkutat dengan sekolah dan selalu membuka wacana dengan melihat dunia luar yang indah serta bebas merdeka dalam menjalani aktifitas sehari-hari, tiba-tiba kini harus senantiasa mengikuti aturan yg nggak jelas dan kayaknya gak komprehensif lagi dg kehidupan jaman sekarang.

Tinggal di komplek kebun dengan fasilitas yg memadai dan serba mewah membuat kehidupan kami menjadi eksklusif di antara lingkungan sekitar kami yg notabene adalah masyarakat biasa (non kebun). Anggapan itu membuat kami sering menjadi sorotan. Setiap gerak-gerik kami selalu “diteropong” sehingga seolah-olah kami tak layak untuk membuat satu kesalahan sekali-pun. Akibatnya, aku menjadi sangat tersiksa dan nggak nyaman dengan situasi seperti ini.

Pertama aku sangat menolak dengan cara hidup seperti ini. Aku sering membangkang dengan aturan-aturan yang ada. Bahkan saking vokalnya diriku sampe kerap aku dimusuhin oleh senior-seniorku. Bahkan nih, karir suamiku sering dijegal karena ulahku yang “tak terima” dg sistem kompeni ini.

Bagimana tidak ? berolahraga pagi di luar rumah tak boleh, memakai celana jeans tak boleh, memakai baju yg sedikit ngikutin tren tak boleh, dan di setiap acara wajib hadir tanpa bisa menolak dg berbagai alasan apapun. Alhasil, aku hanya bisa berolahraga didalam rumah dg disediakan treatmil, memakai busana/gaun2nan gitu, konsep baju harus baju kurung, dsb. Whoooo…bukan aku bangets tuh…

Ada juga hal yg paling menyebalkan. Yaitu disaat aku harus rewang untuk acara2 pesta dan arisan. Aku harus membantu memasak dan menata meja rame2 untuk undangan2 senior dari pagi sampe malam non stop !!! tak ada alasan capek, sakit, atau apalah. Pilihannya cuma dua, ikut rewang seharian atau dicap sebagai ibu kebun yg pemalas dan tak loyal. Reputasi istri seperti ini sangat berpengaruh dengan karir suami. Hhh…akhirnya mau nggak mau aku memilih yg pertama juga…Jangan harap di kebun ini ada catering kalo ada pesta…semuanya harus memasak sendiri (rame2 dg ibu2 kebun) dg alasan lebih higienis dan jelas bumbu2 yg dipake untuk memasak. Padahal, kalo mau pake catering pasti lebih simple, praktis, dan tak merepotkan. Toh biaya yg dikeluarkan juga sama aja !!! Bahkan nih, waktu aku hamil besar-pun dulu tak ada dispensasi sama sekali. Aku tetap harus aktif dalam seluruh kegiatan yg diadakan oleh senior2 kebun. Pengen nangis rasanya kalo inget masa itu. Karena di usia 7 bulan kehamilan aku sempat shock dan mengalami pendarahan sehingga harus di opname.

Mulanya aku tak peduli, tapi lama-lama aku kasihan juga ma suami. Kalau bukan karena suami mungkin aku sudah melarikan diri dari kehidupan seperti ini. Akhirnya, aku mencoba untuk melunak dan belajar untuk beradaptasi dg kondisi ini. Sulit dan teramat sulit !!!

Tak ada kawan yg bisa diajak curhat disini. Semuanya ibu2 yg sibuk dg urusan rumah tangganya sendiri dan sangat tertutup dalam hal pergaulan. Maklum, disini aku dan suami adalah pasangan paling muda. Sangat sulit mencari kawan yg “seiman”. Alhasil, hari-hariku hanya diisi dg kekosongan. Sepi dan sangat membosankan ! Paling2 kalo dah mentok, aku habiskan waktuku berjam2 untuk ngobrol ma mama, atau sahabat2ku di jaw a sana via telepon.
Tapi untunglah, aku kini punya si-kecil keisha yg bisa meramaikan kehidupanku yg sunyi. Setidaknya, ada kesibukanku mengurusi kei dari pagi hingga pagi lagi.

Karena kasihan, akhirnya suamiku memasangkan speedy dirumah. Dia tahu betul aku sangat suka menulis sehingga kayaknya internet bisa menjadi sarana menulis dan hiburan untukku dirumah. Apalagi saat suami berangkat kerja mulai jam 6 pagi sampe jam 4 sore atau bahkan sering ada meeting sampe malam…sepiiiii banget….

Sejak ada speedy, lumayan lah…ada hiburan sedikit. Apalagi sejak mengenal blog. Waaahhh…jadi sedikit terlupakan tuh penderitaan2ku hidup di kebun. Jadi kenal kawan-kawan baru, para blogger2 di seluruh Indonesia…seneng banget…

Sejak ada net dirumah, aku suka cuek dg ibu2 yg lain. Hehehe…pokonya sibuk nge-net ajah! Lucunya lagi, ibu2 itu nggak tau apa itu internet, apa itu blog, dll. Jadi kalo mereka suka menyindirku dg sinis, misalnya “duh, fien kok kerjaannya maen komputeeeer terus..apa nggak bosen sih ?!” atau “Apa pentingnya sih internet Fien ?nambah biaya kan perbulannya ?” dll…hihihi..aku sih ketawa aja..emang sifat mereka dah kayak gitu…so, egp aja deh…*baca juga kisah lucu ttg blog amatiran punyaku yg bikin heboh di kebun*

Ah, aku seperti sedang “sekolah” saat ini. Ya, aku seperti sedang “sekolah kepribadian” di kebun. Setiap hal dan tingkah laku harus kupelajari satu per satu. Walaupun ada beberapa hal yang tetap bertentangan dengan prinsip hidupku, aku tak lantas mengacuhkannya. Semuanya kupelajari hari demi hari. Dan jawabannya, no bodies perfect. Artinya, aku akan tetap setia dan mempertahankan prinsipku, tapi aku juga menerima segala bentuk perbaikan diri.
Kucoba menyikapi itu semua dengan positive thinking. Secara, kapan lagi aku dapat belajar kepribadian kayak di John Robert Power, ya kan ? Lagian, kalo dipikir-pikir, aku seperti sedang mempraktekkan mata kuliah antropologi sosial nie..hehehe…
Cuma, yang menjadi pertanyaan besar saat ini adalah, kapan aku bisa lulus dari “sekolah kepribadian” ini ya buk ? Aku gak mau donk jadi murid “abadi”…Who knows…
Secara, aku ingin kembali ke kehidupanku yg dulu. Bebas, dan tak terkungkung oleh apapun. Aku bebas bergaul, bebas berkarya, bebas berekspresi…mungkin, kalau tak ada aral aku ingin sekolah lagi. Syukurlah suami mendukung penuh. Aku ingin keluar dari sangkar emas yg membuat aku buta. Buta akan pertemanan, buta akan berkarya, dan buta akan kehidupan sesungguhnya…doain yak…moga2 kesampaian…

Kamis, 09 Oktober 2008

Mereka yg Menolaknya

Langit mendung bergelayut di sudut kampung bernama aek nabara. Malam dingin menusuk hingga menelusup dalam raga. Sedang asik2nya tidur, tiba2 pintu rumahku digedor2 oleh laki-laki. Dengan suaranya yg nyaring, sontak membuatku terbangun mendadak dan buru2 bangkit dari tempat tidur. Kuhampiri daddy yg masih asik maen game dg wajah setengah sadar.

“Dad, siapa tuh..malem-malem gini ?” tanyaku pelan
“Biar daddy liat dulu ya..” kata daddy sambil menenangkanku

Sementara aku menguntit di belakang daddy. Mengikutinya membuka pintu. Seorang laki-laki yang kukenal berkeringat dingin menyampaikan tujuan kedatangannya. Ya, dia adalah salah satu karyawan anggota daddy di kerjaan. Namanya pak Jijas.

“Ada apa pak ?” Tanya daddy langsung
“Pak, saya minta tolong…boleh saya pinjam mobil bapak untuk ngantar istri saya ke rumah sakit ?”
“Lo, kenapa istri pak Jijas ?”
“Keguguran pak, sekarang sedang blooding (pendarahan) hebat dirumah..saya tak mungkin bawa naik kereta (sepeda motor)..” jelasnya pucat pasi
“O gitu…ya boleh aja..siapa yg setir ?” Tanya daddy turut cemas
“itulah pak..yg setir pun tak ada…” jawab pak Jijas sedih
Daddy menghela nafas panjang
“Ya sudah, biar saya yang antar. Tunggu sebentar ya.” Putus daddy akhirnya

“Bunda ikut ya..” pinta daddy begitu kami masuk ke dalam rumah
“Adek gimana ?” tanyaku ragu
“ya udah, bopong aja gih..”
Tanpa babibu lagi aku pun turut serta…adek yg lagi nyenyak2nya bobok terpaksa kubopong juga…tapi untung dianya gak bangun hehehe….

Sampai dirumah pak Jijas, sudah banyak orang berkerumun. Maklum, mereka tinggal di lingkungan perkampungan yang rumahnya sangat berdekatan (areal kebun sawit dan karet).

OMG, aku melihat darah berceceran di kasur dan dilantai tempat bu Jijas telentang sambil terus-menerus mengaduh dan sesekali bergulung2 di lantai menahan rasa sakit yg mendera…Wajahnya pucat seperti kehabisan darah…ah, tak tega aku melihatnya

Segera, kami pun berangkat ke rumah sakit terdekat. Dan syukurlah, bu Jijas segera mendapatkan pertolongan dari pihak RS…

Usut punya usut, kemarin saat aku menjenguk bu Jijas yg masih tergolek lemas di RS, ia menceritakan perihal kenapa ia sampai keguguran seperti itu

“Sebenernya sengaja digugurkan bu..” katanya pelan
Aku terbelalak mendengar pengakuan itu
“Kok bisa ? Kenapa ???”
“Abis saya bingung bu. Suami saya tak mau saya hamil lagi. Dia tak mau punya anak lagi, katanya susah menghidupinya. Akhirnya saya tak tau lagi harus gimana, sementara saya sudah terlanjur hamil dan berjalan 3 bulan. Lalu saya minum jamu-jamuan yg bisa menggugurkan kandungan..”
“Astaghfirullah…kok bisa sampe setega itu sih bu ? Sementara banyak yg nggak punya anak ingin punya anak…ibu kok sia-siakan ?” ucapku sambil kugenggam jemarinya
“Ya saya bingung bu. Suami marah begitu tau saya hamil dan tak mau tau, bayi ini harus digugurkan, katanya..”

Aku menghela nafas dalam-dalam. Kalau mau egois, aku ingin rasanya memaki-maki dan menampar pak Jijas. Ingin rasanya menghujat suami istri ini dengan segenap rasa kesal dan emosi. Tapi tak kulakukan. Aku sadar, bahwa setiap orang berhak untuk berbuat dan mereka pasti punya alasan kenapa berbuat. Sedangkan aku hanya pihak ketiga yg tak tau persis bagaimana rasanya berada di posisi mereka. Mungkin, bisa saja, who knows, aku atau kita semua bisa mengalami hal yg sama dengan mereka saat kondisi seperti itu terjadi…

Sudahlah, toh semua sudah terjadi. Rasanya percuma aku kalau harus menghakimi mereka. Lebih baik aku memberi advice untuk mereka ttg hikmah dari semua peristiwa ini. Kuanggap kemarin mereka khilaf karena persoalan hidup yg menumpuk mungkin. Tapi kini semuanya jelas. Aku yakin mereka juga sudah tau apa yg harus mereka lakukan ke depan dengan terjadinya peristiwa ini…

Di suatu kesempatan berbeda, aku dan daddy banyak memberikan masukan untuk suami istri yg sudah dikaruniai dua orang anak itu. Dengan bahasa tak menggurui tentunya.

“Itulah pak...bukan cuma membahayakan janin, tapi juga ibunya…” tutur daddy sambil menghisap rokok
“Lagian pak, setiap anak itu kan punya rejeki masing2…masa harus dikorbankan. Anak itu rejeki loh pak, bu..”
“Iya, lagian kan anak juga ditanggung perusahaan pak..” aku menimpali

So far, hanya itu yg bisa aku dan daddy nasehatkan untuk mereka. Selebihnya aku yakin bahwa mereka lebih paham ttg kondisi mereka sendiri…

Hhh…kalo inget kejadian itu rasanya aku masih ingin murka aja loh hehehe…

BTW, lagi-lagi, perempuan selalu menjadi korban yak…hhhhhhhh...hiks…

Rabu, 08 Oktober 2008

Aku Ingin Orgasme

Setiap kali malam temaram datang perlahan
Membunuh hingar dengan sebatang lilin
Merangkak dengan tubuh telanjang
Hingga mata tak lagi sanggup melihat dunia
Meraba dan memainkan apa saja yang hanya bisa dirasa
Angin yang menyapu dingin, selalu mengganggu
Tak bergeming…
Desah demi desah selalu saja dia
Dan ini berlalu…usai…
Dia tersenyum dalam orgasme
Aku terpekur di sudut hasrat yang tak terjawab
Seperti malam-malam lalu…
Kenikmatan itu selalu menjadi miliknya, saja !!!

Selasa, 07 Oktober 2008

Selama di Jawa

Setelah hampir 2 minggu menghabiskan waktu di jember. Akhirnya tgl 28 september aku beserta mama, bpk, dan masku bertolak ke Surabaya jemput my daddy di bandara. Setelahnya aku dan daddy meluncur ke nganjuk jatim. Sementara mama, bpk, dan masku turun di kediri, di rumah mbah. Nganjuk-kediri hanya ditempuh setengah jam aja.

Bahagia bgt akhirnya sampai juga di rumah mertua (rumahnya daddy) di nganjuk. Kami sampai tepat jam sahur tuh. Mertua dah siapin makan sahur yg beraneka ragam. Sampe bingung maemnya…

Hari pertama di nganjuk (29 september) diisi acara sowan ke rumah mbah ibunya daddy alias canggah-nya keisha (kalo ndak salah si hehehe) di daerah manggarejo namanya. Hmm..aku memang belum pernah kesitu sejak menikah. Hebat juga ni mbah, masih sehat bgt bo…!

Cuaca yg puanas bgt sempet bikin pening kepala. Bahkan kei juga agak rewel gitu. Tapi aku cuek bebek. Kutinggalkan kei dan tidur di kamar. Hihihi..mumpung kei banyak yg ngemong disana, aku jadi keenakan tidur sampe sore menjelang.

Sore hari kami (aku, daddy, ibu, bpk, ma dek iyo, adek ipar aku) pamit pulang. Padahal mampir dulu dink ke danau apa ya, lupa nih namanya. Tempat wisata yg gak jauh dari rumah mbah canggah tadi. Menghabiskan waktu, menunggu buka puasa. Sumpah, yg paling ndak kuat tuh puanaaaaassss bgt !!!

Disitu kei hepi bgt. Coz da taman bermain. Meski panas pe ubun2, tetep ceria. Kami yg nungguin dia maen2 pe kewalahan…hehehe…

Hari-hari selanjutnya tak ada hal istimewa. Paling2 rutinitas lebaran. Sholat ied, sejarah (silahturahmi) ke tetangga2 dan sodara2. rute yg ditempuh saben hari nganjuk-kediri, nganjuk-kediri. Pe bosen n capek bgt.

Road show terakhir ke tulungagung. Ngikutin halah bihalal rutin keluarga besar KH. Mas Ismail, turunan dari bapak aku. Acara halah bihalal ditutup dengan nyekar dan yasinan di makan pangeran benowo yg ternyata juga masih da garis turunan langsung dr KH Mas Ismail itu. Ga tau lah silsilahnya. Aku cuman ngikut2 aja. Itupun aku cuma nunggu di mobil, ndak ikut masuk ke makam. Selain aku ndak betah panas bgt naik-turun tangga yg banyak bgt, lagian keisha juga lagi bobo di mobil, jadi aman deh, da alasan ndak ikut ke makam hehehe…tapi yg cemberut daddy, krn sebenernya dia juga malas ikut ke makam, tapi krn ndak enak ma mertua n aku nugasin dia unt foto2 sikon makam, maka berangkatlah ia…hihihi….

At last, semua ntu berlalu juga. Tgl 6 okt kemaren aku, daddy, n keisha balik lagi ke bumi sumatera. Ke kebon yg sunyi n rada mencil. Hhhh….moga lebaran taon depan bisa mudik lagi yak…amiiiiin….

Mudik

Perjalanan pulang kampung ke rumah ortu di jember tgl 14 september lalu alhamdulillah berjalan lancar. Meski transit cukup lama krn pesawat delay di Jakarta (hampir 4 jam) syukurlah my keisha ga da rewel2nya. Bener2 anak manis banget. Padahal sebelum berangkat sempet deg2an, coz ni perjalanan pertama sendirian bawa anak kecil umur setahunan, pasti ribet bgt n was2 kalo di jalan rewel…maklum daddy blm bisa cuti kerja makanya aku pulkam duluan…

Medan-jakarta, lanjut Jakarta-surabaya…hmmm..perjalanan melelahkan. Tapi begitu mama-bpk plus ponakan n masku jemput di juanda, semua penat dan lelah terasa hilang, berganti hepi bisa melihat mama, bpk, dan semuanya sehat wal’afiat. Kangeeeeen banget tak bisa bersua oleh krn jarak yg jauh…

Begitu mobil memasuki jember. Tak kusangka, jember telah banyak berubah. Banyak perkembangan yg jujur membuatku takjub. Bangunan gedung2 baru banyak bermunculan. Dan mal2 pun bertebaran, mulai dr matahari, Carrefour, hardis, n satu lagi aku lupa namanya..Bahkan dah ada pizza hut segala. Hehehe secara jember kan kota yg ga gede2 amat, so keberadaan pizza hut terasa spesial bgt…

Di satu sisi aku bangga kampung halamanku semakin maju. Tapi di sisi lain ada kegelisahan yg menyeruak hatiku. Ya..jemberku kerontang. Banyak sawah2 di pinggir2 kota yg kering dan pak tani terpaksa harus menggunakan diesel untuk pengairannya…pohon2 layu tak berdaun lagi. Kata bapak, sudah mulai bulan juni tak ada hujan sama sekali. Dan air sangat sulit didapat. Termasuk di rumahku. Padahal rumahku berada di tengah kota dan berada di lingkungan kampus univ.jember loh, toh tetap kekurangan air juga. Bahkan, bapak harus membeli air per-tangki Rp.75.000..dan itu pun hanya bisa dipake beberapa hari aja. Karena dirumahku juga ada anak-anak kos yg kuliah di univ.jember, jadi pemakaian air agak banyak.

Aku sendiri turut merasakan gimana susahnya tak ada air. Padahal di sini (labuhan batu) hampir setiap hari hujan deras. Air melimpah. Hhh…

Kenapa ya bisa kayak gini ? padahal dulu waktu aku masih tinggal di jember gak pernah mengalami kesulitan air kayak gini…jadi sedih bgt kalo kondisi lingkungan kita seperti ni…kira-kira kenapa ya ????

Senin, 06 Oktober 2008

Ngerjain PR Serba Empat

waaahhh..akhirnya aku kerjain juga pr dari caroline...meski telat bgt tp gpp deh, pokona dikerjain..maklum, sebulan niy akyu mudik n sibuk ngurusin lebaran...

4 pekerjaan gw:

1. Baby sitter (ngurusin 2 orang, anak plus daddy-nya juga dr A pe Z)
2. koki andalan (meski da pembantu tp teuteup urusan memasak ada ditangan akyu)
3. Jualan (jualan tas, baju, dll buwat nambah uang jajan hehehe...)
4. sekretaris di perkumpulan ibu-ibu istri kary pimpinan tempat daddy kerja


4 tempat tinggal gw:

1. Jember, dari lahir pe gede

2. Malang, waktu kuliah (nge-kos)

3. Lumajang-jatim, mulai kerja bagian admin & validasi support perusahaan telekomunikasi

4. Labuhan Batu-Sumut, sejak merit, ngikut suami sampe sekarang.



4 film yang udah ditonton 100x:

To be honest, gw jarang banget nonton film sampe lebih dari dua kali. tapi ada beberapa film yang gw tonton lebih dari dua kali, yaitu...

1. 50 first date..filmnya konyol, tapi yg pasti diriku nge-fans bgt ma drew barymore..

2. 2 fast 2 farious..kalo yg niy jenis2 film favoritnya daddy, akhirnya mau ga mau kalo daddy lagi nonton niy film ya aku pasti ikut nonton juga deh...

3. Honey, film ttg perjuangan seorang dancer yg ingin memajukan dancer2 jalanan yg kerap disepelekan..ceritanya simpel, tapi yg bikin aku ga bosen liat tuh da atraksi2 dance-nya yg keren2 bgt..

4. 8 mile..kalo yg niy bintang-nya mas eminem emang favorit akyu n daddy...filmnya keren abiez


4 makanan favorite:

1. Nasi putih yg baru ditanak n panas plus sambel(niy syarat utama deh, pokokna meski cuma lauk tempe asal nasinya baru ditanak n panas plus sambel, hmmmm yummmiiiii....)

2. segala makanan yg berbahan keju (roti, kue kering, dll)

3. Buah durian

4. ice cream yg rasa vanila..



4 situs favorite:

1. blog caroline, rindu, (postingannya asik2), n satu lagi seleb blog si hangga (simpel n kocak)

2. ngobrol ttg menulis di webersis.com

3. butik online annisa (hehehe..tu butik wajib dikunjungi everyday buat liat etalase yg selalu up to date)

4. taskoe.com...hehehe lagi2 butik online favoritku tapi khusus buat nyari tas branded dg harga yg lebih murah dibanding toko2 lainnya...



4 target berikutnya:

1. multama, yg puitis bgt

2. erik, kawan baru yg inspiratif

3. eeda, sang wartawan

4. timur matahari